Sinarmas Land akuisisi 13 lantai Bakrie Tower



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinarmas Land terus ekpansi bisnis untuk mendongkrak recurring income atau pendapatan berulang perusahaan tersebut. Jika selama ini perusahaan fokus ekpansi organik, sejak akhir tahun lalu mulai ekspansi secara an-organik.

Ekspansi an-organik tersebut dilakukan dengan mengakuisisi gedung perkantoran. Pada Januari 2018 lalu, Sinarmas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengakuisisi area perkantoran 13 lantai di Bakrie Tower dengan luas area sewa atau net leasable area (NLA) mencapau 17.000 meter persegi (m2).

BSDE mengakuisisi area perkantoran tersebut dengan harga Rp 28 juta -Rp 29 juta per meter persegi (m2). Dengan begitu, perusahaan menggelontorkan dana sekitar Rp 476 miliar - Rp 493 miliar.


Adapun tingkat okupansi perkantoran tersebut baru 23% bulan lalu dan diperkirakan akan mencapai 80%-90% tahun 2019. Rata-rata harga sewa di Bakrie Tower adalah Rp 300.000 per m2 per bulan.

Direktur BSDE Hermawan Wijaya menyatakan dalam menambah portofolio recurring income, perusahaan ini akan fokus menambah perkantoran dan kawasan retail. BSDE berani mengakuisi perkantoran di tengah kondisi pasar yang masih over supplai karena yakin pasar perkantoran masih tetap tumbuh. "Jadi mumpung harga masih bagus saat ini, kami akan coba untuk berinvestasi," ujar Hermawan, Selasa (13/2).

Sementara pada akhir tahun 2017, BSDE juga telah mengakuisisi Sinarmas MSIG Tower yang berlokasi di Sudirman, Jakarta dengan NLA 68.525 m2 dengan nilai Rp 954 miliar. Tingkat okupansi kantor ini mencapai 40% pada tahun 2017 dan ditargetkan terisi sekitar 80%-90% pada tahun 2019. Adapun rata-rata harga sewanya mencapai Rp 260.000/m2 setiap bulan.

BSDE ingin meningkatkan porsi recurring income menjadi 20%-25% dalam lima tahun ke depan. Sementara saat ini porsi pendapatan berulang baru 17%- 20%. Untuk mencapai target tersebut, BSDE akan fokus menambah portofolio perkantoran dan proyek ritel baik secara organik maupun anorganik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon