Sinarmas Land mulai ekspansif di Surabaya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinarmas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) akan semakin ekspansif melakukan pengembangan bisnis di wilayah Surabaya. Pasalnya, perusahaan melihat potensi pasar di Kota Pahlawan tersebut sangat besar.

Saat ini, Sinarmas Land masih memiliki cadangan lahan (landbank) yang cukup besar di Surabaya yakni sekitar 475 hektare (ha). Lahan tersebut tersebar di beberapa di titik.

Tahun ini, Sinarmas Land mulai mengembangkan proyek apartemen di Jangir Wonokromo Surabaya bertajuk Klaska Residence. Proyek yang menyasar kelas menengah ini dibangun di lahan seluas 3,2 ha dan akan melingkupi enam tower apartemen. 


Tahap awal, perusahaan baru memasarkan satu tower yang diberi nama Azure dengan kapasitas sekitar 1.000 unit yang dibanderol dengan harga mulai Rp 500 juta-Rp 2,4 miliar per unit.

"Potensi pasar Surabaya sangat bagus. Tapi Klaska Residence akan kami pasarkan secara bertahap. Kita akan bangun satu tower dulu sebaagai permulaan, saat ini take up rasionya sangat bagus," kata Hermawan Wijaya, Direktur BSDE pada KONTAN baru-baru ini.

Proyek Klaska Residence dikembangkan Sinarmas Land bekerjasama dengan PT Borland Nusantara. Hermawan memperkirakan total nilai penjualan (gross development value/GDV) dari proyek tersebut akan mencapai Rp 4 triliun. 

Perusahaan sudah memulai pembangunan tower pertama yang ditandai dengan groundbreaking pada 8 Februari 2018 lalu.

Sebelum mengembangkan proyek tersebut, Sinarmas Land sudah mengembangkan beberapa proyek di Surabaya dan telah beroperasi diantaranya ITC Surabaya dengan luas 38.502 m2 dan Sinarmas Land Plaza seluas 27.699 m2.

Sementara landbank yang dimiliki Sinarmas Land di Surabaya terletak di Bonowo Surabaya dengan luas mencapai 430 ha, lalu di Mayjen Sungkono seluas 41 ha dan di Tanjung Sari 1,7 ha.

Hermawan mengatakan, lahan di Bonowo tersebut akan dikembangkan menjadi proyek kawasam industri dan dikombinasikan dengan kawasan perumahan serta komersial. Lahan ini belum akan mulai dikembangkan tahun ini karena lahannya belum matang. "Lahan ini belum siap untuk dikembangkan, masih perlu waktu untuk melakukan pengurukan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi