Sinarmas menggenjot bisnis kertas kemasan



JAKARTA. Grup Sinarmas tidak kehabisan akal ketika mendapati permintaan dari industri kertas semakin lesu. Lewat PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, mereka semakin ekspansif di bisnis kertas kemasan dan tisu.

Direktur PT Indah Kiat Arman Sutedja mengatakan, prospek bisnis kemasan sangat potensial, khususnya untuk industri makanan. Saat ini, perseroan sudah bekerja sama dengan perusahaan makanan, seperti JCO dan Holland Bakery. "Harga jualnya memang naik dan ke depan jadi salah satu fokus kami," katanya saat paparan publik, Senin (12/6).

Tahun lalu, bisnis kemasan menyumbang 35% dari total penjualan emiten berkode dagang INKP ini. Lalu sebanyak 33% untuk kertas dan sisanya 32% dari pulp.


Sedangkan pada 2015 lalu, lini usaha kertas kemasan hanya menyumbang 31% terhadap penjualan. Adapun pulp 38% dan kertas 31%. "Tahun ini kami mengharapkan penjualan tumbuh 5%," imbuh Arman.

Indah Kiat telah merampungkan pabrik tisu baru berkapasitas 108.000 ton per tahun. "Kontribusi pendapatannya bisa menyumbang US$ 90 juta-US$ 100 juta," kalaim Arman.

Selain itu, pabrik PT OKI Pulp and Paper di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan juga telah rampung. Pabrik ini milik Asia Pulp and Paper (APP), sebagai holding PT Tjiwi Kimia Tbk dan INKP. Pabrik senilai Rp 40 triliun itu berkapasitas 2,8 juta ton per tahun dan diproyeksikan tahun depan berproduksi 2 juta ton.

Rencananya, sebanyak 500.000 ton kapasitas pabrik akan dialokasikan untuk produksi tisu. Tahun ini INKP menganggarkan belanja modal US$ 150 juta, naik dari tahun lalu sebesar US$ 37 juta.

Direktur PT Tjiwi Kimia Tbk Kurniawan Yuwono juga melihat, tren pertumbuhan penjualan dari sektor kemasan. "Target penjualan 5%," kata Kurniawan. Memang, per kuartal I-2017, kontribusi pendapatan dari kemasan masih kecil, yakni 3%, stationery 30% dan kertas 67%.

Atas dasar itu, pihaknya akan mengganti mesin lama sehingga bisa memproduksi kertas kemasan. Saat ini, kapasitas pabrik emiten berkode TKIM itu mencapai 1,2 juta ton kertas, 320.000 ton stationery, dan 80.000 ton kertas kemasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini