Sindrom klinefelter, penyebab dan gejala ini perlu Anda tahu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sindrom klinefelter adalah kelainan kromosom yang dialami oleh laki-laki di mana bayi lahir dengan jumlah kromoson X berlebih. Biasanya, masalah itu baru diketahui saat Anda menginjak usia dewasa.

Melansir Mayo Clinic (mayoclinic.org), sindrom klinefelter berpengaruh pada pertumbuhan ukuran testis. Ukuran testis yang lebih kecil berpengaruh pula pada produksi testoren. Selain itu, sindrom itu juga bisa menyebabkan masalah yang lain.

Mulai dari pertumbuhan rambut terganggu, massa otot berkurang, dan lain sebagainya. Setiap orang mengalami gejala yang berbeda-beda. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memerhatikan setiap tanda yang Anda alami.

Penyebab Sindrom Klinefelter


Seperti yang telah disebutkan, sindrom klinefelter terjadi akibat kesalahan acak di mana bayi lahir dengan kromosom X berlebih. Meski demikian, kondisi itu tidak diwariskan. Mayo Clinic menyebutkan bahwa tidak ada faktor risiko yang mengakibatkan kondisi tersebut.

Baca Juga: Sindrom tourette, apa saja gejala dan penyebabnya?

Namun, usia ibu mengandung berpengaruh meski hanya kecil. Jika tak ditangani dengan cara yang tepat, ada beberapa komplikasi yang diakibatkan oleh sindrom klinefelter. Mulai dari depresi, tingkat kepercayaan diri rendah, penyakit autoimun, penyakit jantung, dan meningkatkan risiko kanker.

Komplikasi-komplikasi tersebut terjadi akibat jumlah testosteron yang terlalu sedikit. Untuk mengurangi risiko munculnya berbagai macam komplikasi, sebaiknya Anda melakukan terapi yang berhubungan dengan testosteron.

Gejala Sindrom Testosteron

Setiap orang mengalami gejala sindrom klinefelter yang berbeda-beda. Pada bayi, gejala yang biasa muncul adalah otot lemah, perkembangan kemampuan motorik terhambat, begitu pula dengan kemampuan berbicara.

Baca Juga: Yuk, cari tahu penyebab dan komplikasi sindrom turner

Untuk anak-anak hingga remaja, gejala yang muncul semakin beragam. Mulai dari tinggi badan yang melebihi rata-rata, ukuran testis kecil, jaringan payudara membesar, tidak banyak rambut wajah yang tumbuh setelah masa puber, energi dan tulang lemah.

Sedangkan untuk orang dewasa, ada beberapa gejala yang perlu diperhatikan. Misalnya, tubuh tidak memiliki otot sebanyak pria dewasa pada umumnya, tulang lemah, jumlah lemak perut bertambah, dan produksi sperma rendah atau bahkan tidak ada sama sekali.

Jika Anda mengalami gejala-gejala itu, segera periksakan diri ke dokter. Jika Anda mendapati perkembangan dan pertumbuhan anak terhambat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Hal itu akan memudahkan Anda untuk mendapat jenis perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi.

Selanjutnya: Sindrom nefrotik, apa saja penyebab dan komplikasinya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News