Sindrom tourette, apa saja gejala dan penyebabnya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sindrom tourette adalah kondisi di mana penderitanya melakukan gerakan berulang yang sulit dikontrol. Gerakan berulang yang biasanya muncul adalah mengedipkan mata atau mengangkat bahu. Meski tak bisa benar-benar disembuhkan, ada beberapa perawatan yang bisa dilakukan.

Ada beberapa jenis terapi dan obat-obatan yang perlu dikonsumsi penderita sindrom tourette. Apalagi jika sindrom tersebut sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa macam terapi yang bisa dicoba adalah terapi perilaku, psikoterapi, atau deep brain simulation.

Mengutip dari Mayo Clinic (mayoclinic.org), beberapa jenis obat untuk meringankan gejala sindrom tourette adalah antidepresan, obat antikejang, suntik botox, dan lain sebagainya. Anda perlu mengikuti resep dokter agar gejala sindrom dapat teratasi dengan baik.

Gejala Sindrom Tourette


Setiap orang mengalami sindrom tourette yang berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala cukup ringan, tapi ada pula kemunculan gejala yang cukup parah. Gerakan atau suara yang tiba-tiba muncul dari penderita sindrom tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu simple tics dan complex tics.

Baca Juga: 5 Gangguan tidur ini bikin ngantuk sepanjang hari

Simple tics adalah gerakan berulang dan tiba-tiba yang hanya melibatkan sedikit kelompok otot. Sedangkan complex tics gerakan berulang dan tiba-tiba yang melibatkan banyak kelompok otot.

Seperti yang telah dikatakan, sindrom tourette biasanya ditandai dengan mengedipkan mata atau mengangkat bahu. Namun, gejala sindrom tidak berhenti sampai di situ. Gejala lainnya meliputi hidung berkedut, memegang dan langsung menyium sesuatu, batuk, dan lain sebagainya.

Perlu diperhatikan bahwa gejala-gejala yang muncul dapat terjadi kapan saja, bahkan saat Anda tidur. Selain itu, usahakan untuk tidak terlalu lelah, stres, dan cemas karena hal itu dapat memperparah gejala yang muncul.

Penyebab Sindrom Tourette

Mayo Clinic menyebutkan bahwa sampai saat ini penyebab sindrom tourette belum bisa benar-benar dipastikan. Namun, ada beberapa faktor yang dapat memicu gangguan tersebut. Mulai dari genetik, zat kimia dalam otak, hingga faktor lingkungan.

Baca Juga: Anda perlu waspada, ini penyebab dan faktor risiko sindrom iritasi usus besar

Laki-laki berisiko tiga hingga empat kali lebih besar mengalami sindrom tersebut daripada wanita. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala dan memiliki faktor berisiko tersebut.

Jika tidak, ada sindrom tourette dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Misalnya, ADHD, OCD, gangguan tidur, ketidakmampuan untuk belajar, depresi, gangguan kecemasan, dan lain sebagainya.

Selanjutnya: Yuk, cari tahu penyebab dan komplikasi sindrom turner

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News