Sinergi BUMN Membangun Bangsa



Sinergi menjadi kata kunci dari semangat yang tengah diemban oleh Badan Usaha Milik Negara di bawah kepemimpinan Menteri Rini M Soemarno. Dalam lima tahun terakhir, kontribusi BUMN tampak semakin nyata terhadap pembangunan di Tanah Air. Penyelesaian proyek-proyek infrastruktur besar yang sebelumnya mangkrak berhasil diselesaikan oleh perusahaan-perusahaan berplat merah.

Pengerjaan konektivitas darat dan kereta api, konektivitas laut, konektivitas udara, konektivitas telekomunikasi, serta infrastruktur kelistrikan menjadi wujud nyata tagline “BUMN Hadir Untuk Negeri” yang logonya bisa kita lihat dimana-mana. Sebagai agen pembangunan, BUMN berupaya melaksanakan program pemerintah untuk menciptakan multiplier effect ekonomi nasional, menyediakan barang/jasa untuk kebutuhan hajat hidup masyarakat, merintis kegiatan usaha yang belum mampu dilakukan swasta atau koperasi, dan turut aktif membantu ekonomi kerakyatan.

Keberhasilan BUMN dalam membangun negeri tidak terlepas dari peranan Kementerian BUMN selaku pembina dan pemegang saham utama. Kementerian ini bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan agar pembangunan infrastruktur yang dilakukan BUMN dapat memberikan manfaat yang optimal dengan menerapkan prinsip good corporate governance dan mematuhi ketentuan yang berlaku.


Di bawah kepemimpinan Menteri Rini, sinergi BUMN Karya mampu menyelesaikan  konektivitas darat dengan membangun jalan tol sepanjang 782 kilometer sehingga total panjang tol yang ada saat ini mencapai angka 1.562 kilometer, meliputi tol Trans Jawa, Trans Sumatera, tol Kalimantan, serta tol Sulawesi.

“Proyek pembangunan infastruktur ini dikerjakan oleh Hutama Karya, Waskita Karya, PT Pembangunan Perumahan, Adhi Karya, Wijaya Karya, serta Jasa Marga,” ujar Plt Asisten Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan I, Priyatmo Hadi.

Tak hanya itu, konektivitas darat kereta api juga semakin baik dengan adanya reaktivasi rel kereta Jawa Barat sepanjang 178,8 Kilometer dan LRT Jabodebek. Pembangunan LRT  Jabodebek yang dibangun PT Adhi Karya (Persero) Tbk sepanjang 51.5 km akan terdiri dari 18 stasiun. Pria yang akrab disapa Priyatmo tersebut menjelaskan, progress pengerjaan LRT tersebut saat ini mencapai  57,2 % dan fase I ditargetkan selesai pada tahun depan.

“Selain itu, ada pula pembangunan Transit Oriented Development (TOD) di beberapa stasiun perkeretaapian yang merupakan sinergi antara KAI dengan BUMN Karya, seperti TOD Pondok Cina, TOD Tanjung Barat, TOD Jurang Mangu, dan beberapa daerah lainnya di Jabodetabek,” lanjut Priyatmo.

Kerja sama yang baik tidak terlepas dari sinergi yang dilakukan antar BUMN, baik dalam bentuk sinergi secara transaksional, sinergi melalui kolaborasi atau kerjasama, sinergi melalui Aliansi Strategis dan/atau Resource Sharing, serta konsolidasi baik dalam bentuk aset maupun saham. Sinergi yang dilakukan diantaranya pembangunan proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dengan tujuan memperluas pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang ada di Indonesia.

“Pembangunan EPC ini diantaranya adalah proyek EPC pembangunan Terminal LPG Refrigerated dan Proyek Pengembangan Sarfas TUKS Migas di Tanjung Sekong milik Pertamina yang bekerjasama dengan Wijaya Karya, serta Pembangunan Tangki Premium, ADO & RFO hasil kerjasama Pertamina dan Adhi Karya. Ada juga beberapa proyek EPC lainnya di Indonesia,” terang Priyatmo.

Sinergi BUMN juga erat kaitannya dengan beberapa pembangunan bandara yang ada di Indonesia. Pemerintah melalui BUMN giat mengembangkan proyek infrastruktur transportasi tersebut, terbukti dengan adanya penambahan 10 bandara baru yang tidak lepas dengan sinergi beberapa BUMN terkait, diantaranya sinergi antara PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dengan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport.

Di sektor lain, konektivitas laut ditingkatkan dengan pembangunan 27 pelabuhan baru dan 100 kapal pendukung tol laut. Pembangunan tersebut sanggup memperbaiki dwelling time dari semula tujuh hari menjadi tiga hari saja.

Sementara itu, pada pembangunan infrastruktur telekomunikasi terdapat 458 kota/kabupaten yang kini terkoneksi dengan cakupan jangkauan sinyal mencapai 79 ribu desa. Torehan prestasi juga turut diraih pada sektor infrastruktur kelistrikan dimana rasio elektrifikasi meningkat hingga 97,2 persen dengan pembangunan 57 ribu megawatt (MW) pembangkit, 53 ribu kilometer (KM) transmisi, dan 131 ribu mega volt ampere (MVA) gardu induk.

Sinergi Kawasan Industri

Selain di sektor infrastruktur, sinergitas juga ditingkatkan di sektor Kawasan industri. Asisten Deputi KSPP III, Hendrika Nora  Sinaga mengatakan, saat ini, beberapa BUMN Kawasan industri tengah menjajaki upaya sinergi diantaranya dengan beberapa BUMN Perkebunan dalam rangka mengembangkan potensi industri di beberapa wilayah operasional BUMN Perkebunan. “Misalnya sinergi antara PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) dengan PT Perkebunan Nusantara IX dalam mengembangkan wilayah Batang dengan memanfaatkan dinamika bisnis yang berkembang seiring telah beroperasinya jalan tol Trans Jawa,” jelas Nora.

Nora melanjutkan, Kementerian BUMN selalu menjalin koordinasi dan komunikasi yang baik dengan Kementerian Perindustrian sebagai regulator sektor industri. “Kementerian Perindustrian mendukung dan mendorong upaya-upaya BUMN untuk dapat berpartisipasi dalam pengembangan kawasan industri di seluruh Indonesia,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Indah Sulistyorini