Sinergi Inti Plastindo (ESIP) yakin pendapatan tahun ini bisa tumbuh 50%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sinergi Inti Plastindo Tbk (ESIP) telah resmi menjadi perusahaan produsen plastik kemasan yang sahamnya dimiliki oleh publik. Pada saat pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) perusahaan menggunakan tahun buku Mei 2019.

Adapun, sejak awal tahun hingga Mei 2019 perusahaan mampu mengantongi pendapatan sebesar Rp 23,74 miliar atau naik 60,08% secara tahunan (yoy). Pada Januari-Mei 2018, perusahaan hanya mengantongi pendapatan Rp 14,83 miliar.

Baca Juga: Bidik pasar e-commerce, Sinergi Inti Plastindo (ESIP) tingkatkan kapasitas pabrik


Dalam prospektusnya, perusahaan menyatakan peningkatan pendapatan didorong oleh meningkatnya volume penjualan karena meningkatnya permintaan dan adanya penambahan volume kapasitas produksi perseroan.

Sementara itu, beban pokok penjualan meningkat 64,94% yoy dari Rp 12,73 miliar menjadi Rp 20,99 miliar. Peningkatan beban utamanya disebabkan oleh naiknya harga bahan baku yang menyumbang 70,42% dari kenaikan tersebut. Selain itu, perusahaan juga mengatakan kenaikan beban disebabkan oleh naiknya ongkos kerja produksi.

Beban usaha ESIP juga tercatat mengalami kenaikan hingga 150,36% dari Rp 409 juta menjadi Rp 1,02 miliar. Perusahaan menyatakan kenaikan beban usaha disebabkan oleh naiknya beban gaji dan tunjangan karena bertambahnya jumlah pegawai perseroan.

Kenaikan beban tersebut membuat  laba bersih perusahaan hanya naik 25,28% yoy dari Rp 542 juta menjadi Rp 679 juta per Mei 2019. 

Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) berpeluang kedatangan tenant asing baru di JIIPE

Padahal pada periode 2018, perusahaan mampu mencatatkan pertumbuhan laba 528,57% yoy dari Rp 209 juta menjadi Rp 1,32 miliar. Pada periode tersebut pendapatan perusahaan hanya tumbuh 47,54% yoy dari Rp 32,66 miliar menjadi Rp 48,2 miliar.

Di mana beban pokok tumbuh 44,84% yoy menjadi Rp 42,15 miliar dan beban usaha tumbuh 50,86% yoy menjadi Rp 1,75 miliar.

Berkaca dari perolehan akhir 2018, Direktur Utama ESIP Eric Budisetio Kurniawan optimistis hingga akhir tahun nanti perusahaan bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 50%. Harapannya pertumbuhan pendapatan ini juga bisa meningkatkan laba perusahaan.

Ini sejalan dengan penambahan pabrik baru ESIP dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi perusahaan. “Kalau di manufaktur, kapasitas tambah maka volume juga bertambah, maka beban akan lebih kecil,” jelas Eric.

Baca Juga: Bank Central Asia (BBCA) membagi dividen interim Rp 100 per saham, ini jadwalnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi