Sinergi pemangku kepentingan diperlukan guna mengerek infrastruktur logistik nasional



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia telah merilis Logistic Performance Index (LPI) tahun ini yang menempatkan Indonesia di peringkat 46 dari 167 negara. Catatan itu merupakan lonjakan yang sangat signifikan karena meningkat 17 peringkat ketimbang posisi sebelumnya.

Djoko Sasono, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemhub) menyampaikan perbaikan tersebut merupakan kerjasama yang baik antara kementerian, lembaga dan swasta. Selain untuk tol laut, pihaknya juga melakukan integrasi terhadap 113 rute perintis yang ada selama ini.

“Kemhub juga memadukan tol laut dengan jembatan udara untuk mendukung kebijakan satu harga, khususnya di Papua. Semua itu dilakukan untuk mewujudkan kembali Indonesia sebagai negara poros maritim terbesar di dunia,” ujarnya di Jakarta, Rabu (12/9).


Dirinya mengatakan bahwa potensi laut untuk menopang ekonomi bangsa ke depan sangat besar oleh karena itu diperlukan infrastruktur untuk mendukung hal itu. Konektivitas laut juga akan membawa dampak langsung terhadap ekonomi masyarakat, oleh karena itu upaya terus dilakukan untuk mempercepat terwujudnya konektivitas.

“Untuk konektivitas internasional di wilayah barat dikembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung yang bisa menampung 20 juta TEUs per tahun pada 2023 mendatang. Di Jawa dibangun Pelabuhan Patimbang untuk mengurangi biaya logistik yang mendekatkan wilayah produksi dengan pelabuhan dan di Timur ada Makassar New Port,” lanjutnya.

Haris Munandar, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemprin) menambahkan bahwa saat ini sektor industri sangat bergantung terhadap logistik. Tidak hanya domestik, melainkan industri berorientasi ekspor sangat bergantung dengan sektor logistik, apalagi ditengah persaingan jaman yang saat ini sudah semakin canggih.

“Saat ini teknologi dan internet telah merubah segala sesuatunya, termasuk industri dan logistik. Era revolusi industri 4.0 ini tren yang sudah berkembang baik automation, IoT, machine to machine, artificial intelegent dan kemajuan lainnya oleh karena itu kita perlu ikuti dan lakukan langkah penyesuaian,” tambahnya.

Oleh karena itu, dirinya juga berharap pelaku usaha di sektor logistik juga bisa mengimbangi kemajuan jaman untuk mendukung industri. Dengan penggunaan big data dan digitalisasi tersebut akan membawa perubahan-perubahan logistik dan supply chain dan lebih efisien secara biaya yang dikeluarkan.

Editor: Handoyo .