Sinergi Sarinah di bisnis pariwisata



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak pebisnis yang makin kepincut berbisnis hotel. Salah satunya adalah PT Sarinah. Perusahaan pelat merah ini berencana menambah portofolio hotel mulai tahun depan.

Saat ini. Sarinah sudah memiliki satu hotel yakni Sari Pan Pacific Hotel yang terletak di Jalan Thamrin, Jakarta. Di hotel tersebut, Sarinah mengempit kepemilikan 50%.

Menurut Lies Permana Lestari, Direktur Ritel PT Sarinah, tingkat okupansi dari hotel bintang lima tersebut cukup menjanjikan. Yakni rata-rata sekitar 80%, Salah satu penyebab adalah lokasi hotel tersebut yang strategis yang ada di salah satu pusat kota Jakarta.


Melihat hasil positif tersebut, manajemen Sarinah berencana menambah hotel lagi tahun depan. Saat ini, Sarinah tengah membangun satu hotel yang berlokasi di Jalan Braga dengan nama Hotel Braga Sarinah. Proyek hotel bintang empat itu memanfaatkan bangunan bekas toko Sarinah yang sudah tidak beroperasi. Hotel tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 1.700 m2. Nilai proyek hotel tersebut sekitar Rp 100 miliar dan dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Bila tidak ada halangan, manajemen Sarinah berencana mengoperasikan hotel tersebut sebelum Lebaran tahun depan. "Nanti bakal ada operator hotel tersebut," katanya ke KONTAN, Rabu (20/12).

Sayang, Lies tidak merinci kontribusi bisnis hotel bagi Sarinah dengan adanya tambahan hotel tersebut. Tapi bisnis utama perusahaan ini masih berada di seputar ritel, terutama menjajakan produk kerajinan khas Nusantara serta produk fesyen lainnya.

Untuk mengoptimalkan bisnis ritel, Lies sudah punya sejumlah kiat. Semisal memanfaatkan jaringan sesama perusahaan pelat merah seperti Hotel Indonesia Group. Di setiap hotel tersebut Sarinah letakkan produk ritel dari perusahaan tersebut.

Strategi bisnis lain yang terbilang penting adalah rencana membentuk divisi online mulai  Januari 2018. Pembentukan divisi ini tinggal menunggu persetujuan dari dewan komisaris.

Nanti, divisi ini bakal menjajakan beragam produk merchandiser yang berasal dari UMKM termasuk dalam mencari produk yang layak jual secara online. Selain memperluas pasar, pembentukan divisi online tersebut untuk memperkecil biaya operasional perusahaan tersebut. Terutama pramuniaga. Bila divisi online ini sudah berjalan, ia berharap komposisi penjualan online bisa 30% dan offiline 70%.  

Sembari menunggu peluncuran divisi online, Sarinah juga menjalin kerjasama dengan sejumlah situs belanja. Seperti  Blanja.com, Tokopedia, dan Lazada.  Di situs belanja tersebut, Sarinah menjajakan beragam produk. Sistem kerjasama yang diterapkan adalah bagi hasil. Untuk prosenstasenya, Lies tidak mau mengungkapkan.

Ekspansi lain  yang tidak kalah penting adalah memperbanyak toko ritel (offline). Lantaran menjajakan produk kerajinan dengan target wisatawan, Sarinah menjalin kerjasama dengan PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II untuk membuka outlet di sejumlah bandara kelolaan dari perusahaan pelat merah itu. Saat ini sudah ada enam outlet toko Sarinah di beberapa bandara. Seperti Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta,  Bandara Kualanamu Medan,  Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Juanda, Ngurah Rai Bali hingga Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. "Kami melihat potensi wisata berbagai daerah yang bisa pasarkan produk UMKM kami," ungkapnya.

Dalam catatan KONTAN, Sarinah mematok penjualan Rp 440 miliar di 2017 serta Rp 500 miliar tahun depan.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon