SINGAPURA. Kinerja maskapai penerbangan kedua terbesar di dunia, Singapore Airlines, menjulang tinggi. Keuntungan bersih para kuartal kedua ini melebihi ekspetasi mereka.Selama periode April-Juni ini, Singapore Airlines membukukan laba bersih sebesar S$ 253 juta atau US$ 185 juta. Padahal periode yang sama tahun lalu, maskapai ini tekor S$ 307 juta. Laba bersih kuartal kedua ini juga lebih tinggi dari perkiraan para analis yang sebesar S$ 232 juta.Membaiknya kinerja Singapore Airlines ini karena pulihnya dunia penerbangan dan angkutan udara. "Jumlah pemesanan kursi dan adanya keuntungan menunjukkan pengangkutan penumpang akan pulih dari Juni hingga sisa tahun ini," kata Singapore Airlines dalam rilisnya, Senin (26/7).Sebelumnya, sebagian analis memperkirakan pulihnya kondisi pengangkutan udara tak akan berlanjut terutama untuk kelas premium. Hal ini disebabkan krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.Cuma, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (International Air Transport Association) memperkirakan usaha penerbangan akan mencatat laba bersih sekitar US$ 2,5 miliar tahun ini. Kondisi ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana perusahaan penerbangan menderita kerugian sebesar US$ 2,8 juta.Singapore Airlines merupakan penerbangan terbesar kedua setelah Air China dari sisi kapitalisasi pasar. Temasek Holdings menguasai 54,5% saham Singapore Airlines.
Singapore Airlines Cetak Laba US$ 185 Juta
SINGAPURA. Kinerja maskapai penerbangan kedua terbesar di dunia, Singapore Airlines, menjulang tinggi. Keuntungan bersih para kuartal kedua ini melebihi ekspetasi mereka.Selama periode April-Juni ini, Singapore Airlines membukukan laba bersih sebesar S$ 253 juta atau US$ 185 juta. Padahal periode yang sama tahun lalu, maskapai ini tekor S$ 307 juta. Laba bersih kuartal kedua ini juga lebih tinggi dari perkiraan para analis yang sebesar S$ 232 juta.Membaiknya kinerja Singapore Airlines ini karena pulihnya dunia penerbangan dan angkutan udara. "Jumlah pemesanan kursi dan adanya keuntungan menunjukkan pengangkutan penumpang akan pulih dari Juni hingga sisa tahun ini," kata Singapore Airlines dalam rilisnya, Senin (26/7).Sebelumnya, sebagian analis memperkirakan pulihnya kondisi pengangkutan udara tak akan berlanjut terutama untuk kelas premium. Hal ini disebabkan krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.Cuma, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (International Air Transport Association) memperkirakan usaha penerbangan akan mencatat laba bersih sekitar US$ 2,5 miliar tahun ini. Kondisi ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana perusahaan penerbangan menderita kerugian sebesar US$ 2,8 juta.Singapore Airlines merupakan penerbangan terbesar kedua setelah Air China dari sisi kapitalisasi pasar. Temasek Holdings menguasai 54,5% saham Singapore Airlines.