Singapura berminat investasi US$ 1,3 M di Batam



JAKARTA. Perusahaan asal Singapura kembali menyampaikan minatnya untuk berinvestasi dalam mengembangkan kawasan industri dan pusat logistik di dalam negeri, khususnya di Batam, Kepulauan Riau. Tidak tanggung tanggung, investasi yang akan dibenamkan mencapai US$ 1,3 miliar.

Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan perusahaan saat bertemu dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani disela-sela kunjungan kenegaraan Presiden RI Jokowi di Singapura, kemarin (29/7).

Franky menjelaskan, proses fasilitasi masih berlangsung melalui perwakilan BPKM di Singapuran dan Batam. “Kerjasama investasi antara Indonesia dan Singapura fokus pada tiga sektor, yaitu maritim, infrastruktur, dan manufaktur,” kata Franky dalam siaran resmi yang diterima KONTAN (30/7).


Dalam kesempatan kunjungan bersama rombongan presiden, Franky juga mengadakan pertemuan dengan International Enterprise Singapore yang diwakili chairmannya, Seah Moon Ming dan Chief Excecutive Officer (CEO) Teo Eng Cheong. 

Sekedar informasi, International Enterprise Singapore merupakan lembaga milik Pemerintah Singapura yang salah satu tugasnya adalah mempromosikan investasi Singapura di luar negeri. Dalam pertemuan ini kedua pihak sepakat bakal mendorong investasi di Indonesia pada tiga sektor tadi.

“BKPM dan IE Singapore menyepakati untuk mendorong kembali investasi Singapura di kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) dan di wilayah Indonesia lainnya,”ungkap Franky.

Total investasi Singapura ke Indonesia periode 2010-Semester I 2015 sebesar US$ 28,35 miliar. Rinciannya, investasi ke sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar 46%, tanaman pangan dan perkebunan 12%, pertambangan dan industri makanan masing-masing 7%, serta listrik, gas, dan air 5%.

Sementara rasio realisasi investasi Singapura sepanjang 2005-2014 dalam kisaran 61,67%. Sedangkan stok net Izin Prinsip investasi Singapura periode 2010-Semester I 2015 yang belum terealisasi masih US$ 50,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri