Singapura Izinkan Konsumsi Serangga, Restoran Ini Suguhkan Menu Ikan dengan Jangkrik!



MOMSMONEY.ID - Sebuah restoran di Singapura menarik perhatian ketika menyuguhkan hidangan kari kepala ikan dengan jangkrik goreng di sisinya. Sedangkan pada menu tahu, dihiasi serangga merayap yang renyah.

Restoran House of Seafood di Singapura dalam akun instagram resminya menyebutkan, akan secara bertahap menambahkan bahan baku serangga dalam menu-menunya. 


Mengutip Reuters, restoran di tepi pantai ini menjadi yang pertama menyuguhkan menu dengan serangga setelah otoritas Singapura menyetujui 16 serangga. 

Ada beberapa jenis dari jangkrik, belalang, lebah madu. Selain itu, larva dari jenis ulat bambu, kumbang badak, serta dua jenis ngengat. 

Selama ini, beberapa jenis serangga menjadi konsumsi wilayah lain di Asia Tenggara. Namun, di Singapura, di mana 90% bahan baku makanan diimpor secara ketat untuk tujuan kebersihan dan keamanan, serangga bukanlah bahan pangan.

Warga Singapura pun berbondong-bondong datang ke restoran ini. "Tampilan makanan lebih seram, dan orang-orang senang memfilmkannya untuk TikTok mereka," kata Francis Ng, Chief Excecutive di House of Seafood, dikutip dari Reuters

House of Seafood sudah menyiapkan 30 menu baru dengan serangga di dalamnya. Begitu otoritas Singapura mengizinkan impor dari pemasoknya, restoran ini siap menjual secara berkesinambungan.

Singapura memang tengah membidik kenaikan 30% makanan bernutirisi di tahun 2030 mendatang. Seorang ahli keamanan makanan Paul Teng menyebutkan, Singapura bisa mencapai target ini dengan menu serangga, jika orang-orang bisa menyingkirkan faktor jijik. 

"Sebagian besar serangga hampir semuanya mengandung protein," ujar Teng yang bekerja di Universitas Teknik S. Rajaratman School of International Studies. Menurut dia, perlu ada produksi lokal agar sumber protein alternatif ini terjangkau. 

Ng mengakui, biayanya cukup besar. Bahan baku serangga yang saat ini masih diimpor, memakan biaya 10% biaya hidangan. "Harganya lebih mahal dibandingkan telur," kata dia. 

Dia belum bisa memprediksi apakah menu serangga akan disukai atau justru semakin ditinggalkan seperti halnya produk 'daging palsu'. Namun, sejauh ini, pelanggan cukup suka dengan rasa hidangan serangganya. 

"Jika saya bisa menambah protein lebih tinggi, kenapa tidak?" ujar seorang pelanggan, Bregria (23 tahun). Dia membayar sekitar S$40 atau sekitar Rp 486.000 untuk menu baru House of Seafood dengan hiasan serangga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia