Singapura Jadi Negara Ketiga Terkaya di Dunia, Ini Alasannya!



MOMSMONEY.ID -  Ternyata negara yang masuk dalam daftar negara terkaya di dunia adalah negara yang penduduknya kecil. Salah satunya Singapura yang memiliki PDB per kapita US$ 133.895. 

Singapura menjadi negara terkaya nomor 3 di dunia setelah Irlandia dan Luxemburg. Negara tetangga Indonesia ini bahkan memiliki PDB yang mengalahkan Qatar yang berada di urutan keempat. 

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Irlandia jadi Negara Terkaya di Dunia


Singapura masuk dalam daftar negara terkaya ketiga diuntungkan dari sektor finansial yang canggih dan sistem perpajakan yang menarik bagi investor luar negeri, pekerja profesional dan deposito perbankan yang besar. 

Singapura adalah negara kecil yang sangat ramah bisnis, hal ini menjadi daya tarik orang-orang berpenghasilan tinggi menetap di negara kecil ini. Ditambah, Singapura memberikan kebijakan pajak yang menguntungkan bagi pengusaha. Inilah yang membuat Singapura masuk dalam daftar negara terkaya di dunia. 

Orang terkaya yang tinggal di Singapura adalah pendiri perusahaan alat medis Mindray yaitu Li Xiting. Kekayaan Li Xiting mencapai US$ 15,6 miliar. 

Dua bersaudara dan pengembang properti Robert dan Philip Ng menjadi orang terkaya kedua di Singapura. Adapun di urutan ketiga adalah pemilik Wuthelam Holdings yaitu Goh Cheng Liang. 

Di urutan keempat ada salah satu pendiri Facebook yang pada tahun 2011 meninggalkan Amerika Serikat dan menjadi penduduk tetap Singapura. Orang ini adalah Eduardo Saverin dengan total nilai aset US$ 9,6 miliar. 

Melansir Global Finance Magazine Eduardo Saverin memilih Singapura bukan karena perkotaan yang menarik. Melainkan, Singapura adalah surga fiskal di mana keuntungan modal dan dividen bebas pajak. 

Namun bagaimana Singapura bisa menarik begitu banyak orang dengan penghasilan yang sangat tinggi? 

Pada tahun 1965 saat Singapura merdeka, setengah penduduknya buta huruf. Selain itu Singapura hampir tidak memiliki sumber daya alam. Namun Singapura mengejar seluruh ketertinggalannya melalui kerja keras dan kebijakan yang cerdas, menjadi negara yang sangat ramah pada bisnis. 

Baca Juga: Jangan Disepelekan! Ini Sederet Dampak Sering Menahan Kentut

Hari ini Singapura menjadi pusat perdagangan, manufaktur dan finansial serta 98% penduduk dewasanya sudah terliterasi. Sayangnya mereka juga tidak kebal terhadap serangan pandemi Covid-19. Pada 2020 ekonomi Singapura turun 3,9%, membuat negara ini mengalami resesi untuk pertama kalinya dalam satu dekade. 

Pada tahun 2021, ekonomi Singapura bisa bangkit kembali dengan pertumbuhan 8,8%. Namun perlambatan ekonomi di China, mitra dagang utama Singapura, negara ini gagal melakykan pemulihan. Masalah ekonomi ini menghantam sektor manufaktur Singapura yang memiliki porsi 21,6% terhadap PDB. Sektor ini mengalami penurunan hingga 6% yang kemudian membuat Singapura diprediksi hanya memiliki pertumbuhan ekonomi hanya 1,5% di 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Benedicta Alvinta