Singapura Perketat Langkah Anti Pencucian Uang, Hapus Perusahaan yang Tidak Aktif



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Otoritas Singapura mengumumkan langkah-langkah baru untuk memerangi pencucian uang, termasuk berbagi data antar-lembaga, penghapusan perusahaan yang tidak aktif, serta saluran dan program untuk mendorong bisnis melaporkan aktivitas mencurigakan.

Langkah-langkah ini merupakan bagian dari kerangka kerja yang diperketat, menyusul pembentukan komite menteri yang ditugaskan meninjau aturan setelah terbongkarnya jaringan pencucian uang besar tahun lalu.

Baca Juga: Terima Gratifikasi Mantan Menteri Singapura Dihukum 12 Bulan, ini Tersangka Pemberi


Kasus ini menyebabkan penyitaan aset senilai lebih dari US$2,2 miliar dan penahanan 10 warga asing yang terlibat dalam pencucian uang dalam jumlah besar di pusat keuangan Asia tersebut.

Pada bulan Agustus, dua mantan bankir didakwa membantu mereka yang telah divonis menggunakan dokumen palsu.

Singapura berencana untuk menandai dan menghapus perusahaan yang tidak aktif, meningkatkan berbagi data antar-lembaga pemerintah, dan mulai minggu depan memberikan edukasi kepada sektor non-regulasi seperti dealer mobil mengenai transaksi mencurigakan yang harus dilaporkan ke pihak berwenang.

Langkah-langkah ini dirancang untuk mencegah dan mendeteksi pencucian uang serta membantu penegakan hukum.

Otoritas setempat mengatakan bahwa aturan-aturan baru ini akan diterapkan secara bertahap dan diharapkan selesai dalam waktu sekitar satu tahun.

Baca Juga: Mantan Menteri Transportasi Singapura Dihukum Penjara 12 Bulan karena Menerima Hadiah

Sejak terbongkarnya jaringan pencucian uang tersebut, beberapa perubahan telah diperkenalkan, termasuk undang-undang yang mempermudah penuntutan kasus pencucian uang dan menurunkan ambang batas uang tunai untuk uji tuntas pelanggan di dua kasino Singapura, dari S$10.000 menjadi S$4.000 (US$3.087).

Indranee Rajah, Menteri Kedua Keuangan yang juga ketua komite antar-kementerian, mengatakan bahwa rekomendasi yang diajukan telah disesuaikan untuk mencegah pencucian uang tanpa membebani bisnis yang sah secara berlebihan.

"Ini adalah tindakan yang harus seimbang dengan baik, karena setiap langkah memiliki konsekuensi. Sistem tidak boleh terlalu longgar, tetapi juga tidak boleh terlalu ketat," ujarnya, Jumat (4/10).

"Kami tidak ingin menghambat bisnis yang sah dan patuh hukum. Sistem harus tepat dan memungkinkan Singapura tetap menjadi ekonomi yang bebas dan terbuka, tetapi pada saat yang sama tidak ramah terhadap dana ilegal," tambahnya.

Baca Juga: Melancong ke Singapura Terbang Langsung dari Kertajati, Naik Pesawat Scoot

Indranee juga menegaskan bahwa tidak ada solusi instan untuk masalah pencucian uang, dan semua pusat keuangan serta hub bisnis menghadapi risiko serupa.

Namun, ia berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelanggar, termasuk bila ditemukan cara baru untuk mencuci kekayaan ilegal.

Editor: Yudho Winarto