Singapura serius membangun kawasan ekonomi khusus di kawasan industri Kendal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka meningkatkan hubungan yang sudah baik dengan Republik Indonesia, Kedutaan Besar Singapura di Indonesia mengadakan pertemuan yang dihadiri Presiden Singapura Madam Halimah Yacob dan para pengusaha Indonesia beberapa waktu yang lalu.

Pertemuan diharapkan dapat meningkatkan hubungan kemitraan dan menjadi jembatan untuk menginformasikan potensi investasi antar negara.

Baca Juga: Lewat Inovasi Berbasis Digital, MIS Group Perkuat Eksistensi Bisnis


Tak terkecuali ketika Madam Halimah Yacob bertemu S.D Darmono, Founder dan Chairman Jababeka Group berdiskusi hangat. Hal itu karena Jababeka Group merupakan partnership Singapura yang telah mengembangkan proyek bersama dengan Sembcorp dengan membuat proyek joint venture Kawasan Industri Kendal.

Presiden Singapura tersebut bertanya tentang sudah sejauh mana pengembangan Kawasan Industri Kendal yang telah mendapat status baru menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.

"Sangat maju, karena hingga saat ini sudah ada 61 investor dari 8 negara ( Indonesia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Japan, China, Hong Kong dan Malaysia) dengan total investasi Rp.15. 8 triliun, dan telah mempekerjakan 8.950 orang," jelas S.D Darmono dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (6/2).

Oleh karena itu Singapura berharap dalam waktu dekat semakin banyak investor yang membuka pabrik di Kendal.  S.D Darmono sendiri mengapresiasi perhatian pemerintah Singapura, khususnya madam Halimah yang ikut mempromosikan Kawasan Ekonomi Khusus Kendal hingga bisa berkembang dalam waktu cepat.

Baca Juga: Indonesia dan Singapura perbarui perjanjian pajak, ini isinya

Adapun sebelumnya Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, Chan Chun Sing di kantor Kementerian Industri belum lama ini.

Mereka sepakat untuk menguatkan kerjasama bilateral untuk meningkatkan daya saing sektor industri, dengan meningkatkan investasi untuk implementasi program pendidikan vokasi, dimana hal itu dipercaya akan mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .