Singaraja Putra akan IPO dengan harga penawaran Rp 108 per saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa akomodasi PT Singaraja Putra Tbk akan melaksanakan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak 175 juta saham. Jumlah ini setara 63,63% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

Berdasarkan pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Selasa (29/10), Singaraja Putra memasang harga penawaran Rp 108 per saham. Dengan begitu, perusahaan ini akan memperoleh dana IPO sebesar Rp 18,9 miliar.

Masa penawaran umum IPO ini berlangsung sejak 30 Oktober  2019 hingga 1 November 2019. Gerai penawaran umum berlokasi di PT Adimitra Jasa Korpora, Rukan Kirana Boutique Office, Jl. Kirana Avenue III Blok F3 No.5.


Baca Juga: BEI merencanakan jalin kerja sama dengan fintech

Di samping itu, perusahaan ini juga akan menerbitkan pemanis berupa waran seri I sebanyak 87,5 juta atau sebesar 31,82% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri I diberikan sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu Waran Seri I yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perusahaan yang dikeluarkan dari portepel. Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 115 ini mempunyai jangka waktu pelaksanaan dari 8 Mei 2020 hingga 7 November 2022.

Tanggal penjatahan jatuh pada 5 November 2019, serta tanggal pencatatan saham dan waran di Bursa Efek Indonesia (BEI) jatuh pada 8 November 2019.

Baca Juga: Kuartal III 2019, Hotel Fitra (FITT) masih kantongi rugi

Singaraja Putra menunjuk PT Panca Global Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau lead underwriter. Sementara itu, PT Dhanawibawa Sekuritas Indonesia, PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk, PT Investindo Nusantara Sekuritas, dan PT Panin Sekuritas Tbk berperan sebagai penjamin emisi efek.

Sebagai informasi, berdasarkan situs resmi perusahaan, dari jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh yang sebanyak 275 juta saham, sebesar  98,73% dimiliki oleh Hendra Hasan Kustarjo. Lalu, sebanyak 0,18% oleh Gregorius Cahyo Priono dan 0,09% adalah milik Erick Tonny Tjandra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati