JAKARTA. Diperkirakan pada 2025, separuh dari jenis profesi yang ada saat ini akan punah terkenda dampak dari perkembangan digital disruption. Hal itu diungkapkan Lyra Puspa, pakar Neurosains terapan bisnis & organisasi yang juga Ketua Asosiasi Sinergi Terapan Neurosains Indonesia (Sintesa). Menurutnya, saat ini terjadi situasi VUCA yang berarti volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Dimana VUCA dianggap membawa terlalu banyak hal baru, asing, kompleks, dan tidak pasti. Maka disruption yang semula mungkin dianggap menarik, kini dipersepsikan sebagai sebuah sumber bahaya bagi industri. Namun menurut Lyra, perusahaan yang mekanisme otak para pemimpinnya mampu menyikapi dengan positif terhadap situasi ini akan mampu bertahan atau bahkan semakin melesat. "Sementara perusahaan yang kolaps adalah yang dipimpin oleh para eksekutif yang tidak sanggup menjinakkan respons negatif otak mereka," kata Lyra, Senin (15/5).
Sintesa: Pemimpin harus siap hadapi perubahan
JAKARTA. Diperkirakan pada 2025, separuh dari jenis profesi yang ada saat ini akan punah terkenda dampak dari perkembangan digital disruption. Hal itu diungkapkan Lyra Puspa, pakar Neurosains terapan bisnis & organisasi yang juga Ketua Asosiasi Sinergi Terapan Neurosains Indonesia (Sintesa). Menurutnya, saat ini terjadi situasi VUCA yang berarti volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Dimana VUCA dianggap membawa terlalu banyak hal baru, asing, kompleks, dan tidak pasti. Maka disruption yang semula mungkin dianggap menarik, kini dipersepsikan sebagai sebuah sumber bahaya bagi industri. Namun menurut Lyra, perusahaan yang mekanisme otak para pemimpinnya mampu menyikapi dengan positif terhadap situasi ini akan mampu bertahan atau bahkan semakin melesat. "Sementara perusahaan yang kolaps adalah yang dipimpin oleh para eksekutif yang tidak sanggup menjinakkan respons negatif otak mereka," kata Lyra, Senin (15/5).