JAKARTA. Sinyal waspada datang dari bursa saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan hebat sehingga longsor dalam beberapa hari terakhir. Kemarin, IHSG terjungkal 1,80% ke 4.301,89. Sejak akhir bulan lalu, indeks saham terkoreksi 4,63%. Dana asing terus keluar dari pasar saham sejak awal bulan ini. Kemarin, net sell asing tercatat Rp 554,2 miliar. Sejak akhir Oktober, net sell asing sudah sebesar Rp 3,58 triliun. Ada beberapa sentimen buruk yang membayangi pasar saham Indonesia. Pertama, keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis point (bps) menjadi 7,5%. Meski bertujuan menjaga nilai tukar rupiah dan defisit transaksi berjalan, di sisi lain kenaikan BI rate memicu perlambatan ekonomi dan menurunkan kinerja emiten.
Sinyal buruk datang lagi ke pasar saham
JAKARTA. Sinyal waspada datang dari bursa saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan hebat sehingga longsor dalam beberapa hari terakhir. Kemarin, IHSG terjungkal 1,80% ke 4.301,89. Sejak akhir bulan lalu, indeks saham terkoreksi 4,63%. Dana asing terus keluar dari pasar saham sejak awal bulan ini. Kemarin, net sell asing tercatat Rp 554,2 miliar. Sejak akhir Oktober, net sell asing sudah sebesar Rp 3,58 triliun. Ada beberapa sentimen buruk yang membayangi pasar saham Indonesia. Pertama, keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis point (bps) menjadi 7,5%. Meski bertujuan menjaga nilai tukar rupiah dan defisit transaksi berjalan, di sisi lain kenaikan BI rate memicu perlambatan ekonomi dan menurunkan kinerja emiten.