KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Kamis (20/6) diprediksi mampu untuk kembali menguat. Hal ini didukung munculnya beberapa kabar baik dari sentimen eksternal. Berdasarkan data JISDOR Bank Indonesia (BI), rupiah hari ini (19/6) tercatat menguat sebanyak 63 poin ke level Rp 14.271 per dollar AS. Sedangkan menurut data Bloomberg, kurs rupiah ditutup menguat sebanyak 0,39% ke level Rp 14.269 per dollar AS dari penutupan perdagangan kemarin. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim meyakini, setelah rupiah berhasil ditutup menguat pada perdagangan hari ini (19/6), besok kemungkinan penguatannya masih akan berlanjut.
"Sentimen eksternal yang positif bakal mendorong penguatan rupiah untuk perdagangan besok," kata Ibrahim kepada Kontan, Rabu (19/6). Sentimen eksternal tersebut seperti sinyal dovish dari beberapa bank sentral dunia, terhadap kebijakan moneternya ke depan. Selain itu negosiasi perang dagang antara AS dan China juga kian memiliki kejelasan. Ibrahim menjelaskan, fokus pasar saat ini tertuju pada pertemuan kebijakan The Fed (FOMC meeting) yang berlangsung pekan ini. Meskipun The Fed diantisipasi masih akan mempertahankan kebijakan moneternya, namun pintu penurunan suku bunga acuan di Juli cukup terbuka. Prospek penurunan suku bunga bank sentral AS tersebut juga telah mendorong imbal hasil treasury AS mendekati level terendah dua tahun meskipun meningkatkan harga saham. Di sisi lain, Bank Sentral Uni Eropa (ECB) juga semakin longgar terhadap kebijakannya alias dovish. Dalam pernyataannya, Gubernur ECB Mario Draghi menyatakan siap untuk melonggarkan kebijakan moneter jika inflasi gagal terakselerasi dan mencapai target 2%.