Sepekan terakhir ini, pasar keuangan global dihebohkan dengan pembalikan kurva imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury. Sentimen ini kuat mempengaruhi bahkan menekan pasar saham maupun pasar keuangan dunia. Persisnya sejak Jumat lalu (22/5), yield curve US Treasury terbalik untuk pertama kalinya sejak tahun 2007. Imbal hasil treasury bills yang bertenor pendek yakni tiga bulan, berbalik lebih tinggi dibandingkan yield US Treasury bertenor 10 tahun. Di hari itu, yield US Treasury tenor 10 tahun turun menjadi 2,42%, sementara treasury bills tiga bulan memberi imbal hasil 2,46% atau berselisih 4 basis poin. Dalam kondisi normal, yield US Treasury tenor panjang selalu lebih tinggi dari imbal hasil surat utang bertenor pendek. Imbal hasil lebih tinggi itu sebagai kompensasi karena investor obligasi mengambil risiko tambahan memegang obligasi dengan jatuh waktu lebih panjang.
Sinyal resesi ekonomi dari pasar keuangan
Sepekan terakhir ini, pasar keuangan global dihebohkan dengan pembalikan kurva imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury. Sentimen ini kuat mempengaruhi bahkan menekan pasar saham maupun pasar keuangan dunia. Persisnya sejak Jumat lalu (22/5), yield curve US Treasury terbalik untuk pertama kalinya sejak tahun 2007. Imbal hasil treasury bills yang bertenor pendek yakni tiga bulan, berbalik lebih tinggi dibandingkan yield US Treasury bertenor 10 tahun. Di hari itu, yield US Treasury tenor 10 tahun turun menjadi 2,42%, sementara treasury bills tiga bulan memberi imbal hasil 2,46% atau berselisih 4 basis poin. Dalam kondisi normal, yield US Treasury tenor panjang selalu lebih tinggi dari imbal hasil surat utang bertenor pendek. Imbal hasil lebih tinggi itu sebagai kompensasi karena investor obligasi mengambil risiko tambahan memegang obligasi dengan jatuh waktu lebih panjang.