KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tren Uptober kembali terulang di tahun ini. Meningkatnya harga aset-aset kripto di bulan Oktober diantaranya disokong faktor ekspektasi suku bunga bakal lanjut dipangkas. Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengamati, tren Uptober kali ini didukung oleh sentimen positif dan katalis makroekonomi yang kuat. Momentum
bullish dalam fenomena Uptober dapat terlihat dari kenaikan signifikan harga Bitcoin selama bulan Oktober. Fyqieh memaparkan, di awal bulan, harga BTC mengalami lonjakan cepat yang melampaui ekspektasi. Sehingga memicu perbincangan seputar "Uptober" sangat mungkin terjadi di kalangan investor kripto.
Harga Bitcoin bergerak naik secara konsisten, memperlihatkan pola kenaikan yang mirip dengan fenomena Uptober di tahun-tahun sebelumnya, di mana Bitcoin cenderung mencetak performa terbaik selama periode ini. Volume perdagangan Bitcoin juga meningkat signifikan, naik hampir 14,86% dalam 24 jam terakhir di akhir bulan. Ini menunjukkan tingginya minat investor terhadap Bitcoin, terutama dalam konteks peningkatan arus masuk ke ETF BTC yang mencapai US$870 juta pada tanggal 29 Oktober.
Baca Juga: Ada Ketidakpastian Global, Nilai Transaksi Kripto Melambat di September 2024 Menurut Fyqieh, spekulasi terkait kebijakan suku bunga Federal Reserve pada 7 November dan data pengangguran AS telah memengaruhi sentimen pasar. Katalis ini memberikan indikasi bahwa kebijakan moneter AS yang lebih longgar dapat memicu minat yang lebih tinggi pada aset berisiko, termasuk Bitcoin. ‘’Kebijakan suku bunga yang longgar atau stabil cenderung menekan imbal hasil obligasi dan memperlemah nilai dolar AS, yang membuat Bitcoin semakin menarik sebagai lindung nilai (
hedge) inflasi,’’ ujar Fyqieh kepada Kontan.co.id, Rabu (29/10). Dari sisi teknikal, Fyqieh mencermati bahwa Bitcoin membentuk pola
cup and handle yakni pola
bullish yang umumnya mendukung kenaikan harga lebih lanjut, setelah terjadinya penembusan harga. Indikator tersebut lantas memberi dorongan tambahan bagi investor untuk masuk ke pasar selama bulan Oktober. Selain faktor teknis seperti pola
cup and handle, antusiasme terhadap ETF Bitcoin Spot yang diantisipasi menyumbang pada tren Uptober. Ketertarikan investor institusional yang tinggi memperkuat keyakinan akan potensi
bullish jangka panjang bagi Bitcoin, sehingga tren Uptober kembali mencuat di pasar. ‘’Momentum
bullish pada Bitcoin selama Oktober ini sejalan dengan fenomena Uptober, di mana harga Bitcoin biasanya mengalami kenaikan signifikan pada bulan ini,’’ imbuh Fyqieh. Kenaikan harga aset kripto selama bulan lalu kian menguatkan pernyataan bahwa Oktober adalah bulan baik bagi pasar kripto. Meskipun, kenaikan harga kali ini pada beberapa aset kripto masih berada di bawah tren historis.
Baca Juga: Pemilu AS Picu Kekhawatiran Pasar Kripto, Harga Bitcoin Mulai Bergerak Turun Bitcoin (BTC) sebagai aset kripto dengan kapitalisasi aset terbesar tercatat kenaikan harganya sekitar 10,87% MoM menjadi US$70.215 per 31 Oktober 2024, berdasarkan data Coinmarketcap. Hasil ini di bawah tren historis selama Oktober tahun 2013-2023 dengan kenaikan harga BTC secara rata-rata mencapai 22% MoM. Tim Riset Luno Indonesia mengamati, Ethereum (ETH) pun mengikuti pola yang serupa bitcoin selama bulan Oktober. Harga ETH turut bergerak volatil, namun ditutup koreksi sekitar 3,38% MoM di hari perdagangan akhir bulan. Meskipun demikian, bulan Oktober masih terlihat sesuai dengan reputasinya dengan kinerja yang cukup positif dengan Bitcoin masih catatkan kenaikan harga. Sementara itu, Dogecoin mencatat kinerja fantastis di bulan Oktober dengan kenaikan harga lebih dari 30% berkat lonjakan pada tanggal 17 Oktober. Solana dan Uniswap juga mengalami reli harga yang cukup signifikan di bulan lalu. Luno Indonesia memandang bahwa bulan November mungkin bakal ada kenaikan yang lebih besar di pasar aset kripto. Hal itu karena arah pasar kripto bakal didikte oleh berbagai sentimen diantaranya pemilu AS dan rapat suku bunga Federal Reserve (The Fed).
‘’Bulan November diawali dengan pemilu AS yang telah ditunggu-tunggu, yang kemudian akan segera diikuti oleh pengumuman pemotongan suku bunga dari The Fed dua hari setelahnya,’’ ungkap Luno dalam riset yang dibagikan, Kamis (31/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih