Sisa GWM Cair, Bunga Overnight Kembali Normal



JAKARTA. Perubahan perhitungan Giro Wajib Minimum (GWM) mulai berdampak ke Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Likuiditas, baik dalam rupiah maupun valuta asing (valas) menjadi semakin longgar. Indikasi kenaikan likuiditas itu adalah bunga overnight yang semakin landai.

Kepala Divisi Treasury PT Bank NISP Tbk. Suriyanto Chang menilai, pelonggaran likuiditas yang terjadi di Indonesia lebih cepat dibandingkan di negara lain. "Ini karena pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah tersebut," puji Suriyanto, kemarin.

Dalam aturan terbaru, setoran GWM tak lagi mempertimbangkan rasio penyaluran kredit terhadap dana masyarakat alias loan to deposit ratio (LDR) tiap-tiap bank. GWM kini ditetapkan sebesar 7,5% dari nilai dana masyarakat. Perinciannya, GWM wajib sebesar 5% dan GWM sekunder sebesar 2,5%. BI mengharuskan bank memenuhi GWM wajib berdasarkan aturan baru pada 24 Oktober lalu. Sementara GWM sekunder wajib dipenuhi tahun depan.


Tambahan likuiditas

Sebelum BI menyempurnakan aturan GWM yang baru, bunga overnight memang sempat melejit. Bunga overnight untuk valas sempat menyentuh kisaran 4%, padahal normalnya bunga berada di kisaran 1%. Sementara bunga overnight rupiah juga ikut naik, meski tak terlalu tinggi, menjadi 10,09%.

Namun sekarang, likuiditas rupiah dan valas di PUAB mulai normal. "Tak cuma overnight untuk rupiah, tetapi juga overnight valas," ujar Kepala Divisi Treasury PT BCA Tbk. Branko Windoe. Penyebab utama likuiditas mulai longgar adalah banyak bank yang sudah mencairkan kelebihan GWM pada akhir pekan lalu.

Pencairan kelebihan GWM ini otomatis menambah likuiditas di perbankan. Bunga overnight di PUAB pun sontak merosot. Dalam perdagangan kemarin, bunga overnight dalam rupiah sebesar 9,76%. Sementara bunga overnight sebelum aturan baru GWM muncul berkisar 10%-11%. Sedangkan bunga overnight dalam bentuk valas menjadi 1,13%. Bunga ini memang tak terlalu berbeda jauh dengan bunga overnight valas sebelum aturan GWM muncul.

Direktur Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa menambahkan, penurunan bunga overnight tentu berimbas ke penurunan bunga deposito perbankan. "Sepekan ini, bunga deposito perbankan sudah mengalami penurunan sekitar 2%," imbuhnya.

Purbaya menyarankan, pemerintah dan BI bekerjasama melonggarkan likuiditas dengan mempercepat pencairan dana anggaran ke sektor perbankan. "Langkah itu akan memberikan sentimen positif. Kebijakan itu akan menghapus kesan bahwa ada masalah likuiditas sekarang ini," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie