Sistem logistik ikan memasuki tahap awal



JAKARTA. Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) memasuki tataran implementasi. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini menjalankan program SLIN tahap awal di Kawasan Timur Indonesia yakni koridor Sulawesi Tenggara.

SLUN  merupakan salah satu langkah KKP memperkuat daya saing, konektivitas, logistik serta peningkatan nilai tambah produk perikanan.

Kehadiran program SLIN pada tahap pertama ini diklaim akan berdampak langsung pada terjaganya mutu, pasokan, ketersediaan, keterjangkauan dan kestabilan harga ikan bagi konsumen industri maupun rumah tangga. Ujungnya, ini akan memperbaiki daya saing ekonomi dan sekaligus kesejahteraan masyarakat. 


Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengatakan, upaya pengembangan SLIN oleh KKP dilakukan dengan melibatkan banyak pihak termasuk instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah, akademisi dan pelaku usaha. 

Dalam program ini, KKP menempatkan diri sebagai pihak pengambil kebijakan dan regulasi, dukungan anggaran dan fasilitasi infrastruktur serta program pemberdayaan. Sementara itu, Pemprov mengambil peran dalam penyediaan anggaran pendamping, lahan, tenaga kerja, serta kemudahaan perizinan. 

Sedangkan pihak swasta dan masyarakat bertindak sebagai aktor pengembang industri penangkapan dan budidaya, pengolahan, distribusi, logistik dan pemasaran. Hasilnya dalam peresmian SLIN tahap awal ini, akan ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU) Antara Bank BNI, LPDB, Jamkrindo, Penyedia Jasa Logistik dengan KOMIRA (Operator SLIN). 

“Melalui keterlibatan pemangku kepentingan ini maka saya sangat optimis cita-cita SLIN dalam menjamin ketersediaan, mutu, harga, dan keterjangkauan hasil perikanan dapat tercapai, karena SLIN merupakan legacy konstruktif  dan respon kontekstual  KKP yang sangat strategis untuk dilanjutkan pada tahapan pembangunan selanjutnya," kata Sharif, dalam siaran persnya, Rabu (15/10).

Jika bersandar pada peta wilayah pengelolaan perikanan tangkap Republik Indonesia (WPP-RI), saat ini potensi ikan di wilayah timur mencapai 70% dari total potensi perikanan nasional. Adapun potensi perikanan tangkap Indonesia diproyeksikan mencapai 7,3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia