KONTAN.CO.ID - LONDON. Sistem pertahanan nuklir Trident Inggris mengalami kegagalan saat uji coba bulan lalu. Hal ini terjadi ketika salah satu rudal jatuh ke laut di lepas pantai Florida dekat kapal selam yang meluncurkannya, seperti yang dilaporkan oleh surat kabar The Sun pada Rabu. The Sun melaporkan bahwa booster tahap pertama pada rudal tersebut, yang dilengkapi dengan hulu ledak tiruan, tidak menyala selama uji coba pada 30 Januari. Kementerian Pertahanan mengonfirmasi bahwa ada anomali yang terjadi selama pengujian, tetapi kegagalan tersebut tidak berdampak pada keseluruhan sistem.
Baca Juga: Target Uji Coba Juli 2024, Pembangunan Bandara IKN Dipercepat "Terkait dengan keamanan nasional, kami tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai hal ini, namun kami yakin bahwa anomali tersebut bersifat spesifik, dan oleh karena itu tidak ada implikasi terhadap keandalan sistem dan persediaan rudal Trident yang lebih luas," kata pernyataan dari Kementerian Pertahanan. "Mengenai penangkal nuklir Inggris, kami tetap yakin akan keamanan, jaminan, dan efektivitasnya," tambahnya. Kegagalan uji coba Trident kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut tentang kesiapan Angkatan Laut Inggris jika terlibat dalam konflik besar. Penangkal nuklir Inggris disediakan oleh armada empat kapal selam bertenaga nuklir yang dilengkapi dengan sistem rudal balistik Trident, yang diproduksi oleh Lockheed Martin.
Baca Juga: Target Uji Coba Juli 2024, Pembangunan Bandara IKN Dipercepat Menurut situs Royal Navy, kapal selam rudal balistik Inggris selalu berada di laut sejak tahun 1969, dan bahwa "penangkal nuklir yang dapat dipercaya bergantung pada kemampuan untuk mengancam respons yang pasti dan efektif terhadap agresi." Operasi sistem penangkal nuklir ini memerlukan biaya sekitar 3 miliar pound (US$ 3,79 miliar) per tahun – setara dengan sekitar 6% dari keseluruhan anggaran pertahanan Inggris.
Parlemen telah memberikan persetujuan pada tahun 2016 untuk pembangunan kapal selam kelas baru, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2030-an, dengan biaya yang diperkirakan mencapai 31 miliar pound.
Baca Juga: Target Uji Coba Juli 2024, Pembangunan Bandara IKN Dipercepat Uji coba sistem pada tahun 2016 sebelumnya juga berakhir dengan kegagalan ketika rudal dilaporkan keluar dari jalurnya. Awal bulan ini, Angkatan Laut Kerajaan harus menarik kapal induk HMS Queen Elizabeth dari latihan NATO terbesar sejak Perang Dingin setelah pemeriksaan rutin mengidentifikasi adanya masalah pada kopling pada poros baling-baling kanan kapal induk tersebut.
Editor: Noverius Laoli