KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama sepekan lalu, harga perak untuk pengiriman September 2019 di Commodity Exchange naik sebesar 1,68% ke level US$ 17,55 per ons troi di akhir perdagangan, Jumat (23/8). Harga perak kemungkinan masih akan memiliki tren kuat dengan situasi global yang terjadi saat ini. Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan harga perak masih bisa berkilau pekan depan. Menurutnya, situasi terkini yang mampu menjadi katalis positif untuk perak ialah situasi politik di Hong Kong yang kembali memanas. "Huru hara di Hong Kong menyebabkan investor perak di Hong Kong mengalihkannya ke Singapura. Ini mengakibatkan perak naik," jelas Ibrahim. Ibrahim juga berpendapat harga perak akan terpengaruh oleh kemungkinan The Fed menurunkan tingkat suku bunganya. Saat ini, pasar menginginkan The Fed menurunkan tingkat suku bunganya lebih dari 25 basis poin (bps) pada bulan September mendatang. "Jika The Fed tidak menurunkan suku bunga sesuai keinginan pasar, harga perak bisa anjlok di level terdalam US$ 16,50 per ons troi," ujar Ibrahim.
Selain itu, efek perang dagang dinilai masih akan mempengaruhi harga perak. Pada pekan depan, Ibrahim memperkirakan akan ada perjanjian antara AS dan China yang meredakan perang dagang sehingga harga perak bisa naik. Baca Juga: Cenderung konsolidasi, logam mulia bisa tertekan bila suku bunga The Fed turun Dalam situasi lain, Ibrahim bilang harga perak bisa naik jika ada aksi balasan dari salah satu negara antara AS maupun China terkait perang dagang. "Contohnya jika kemarin AS memberlakukan tarif impor dan dibalas oleh China, hal tersebut bisa meningkatkan harga perak," jelas Ibrahim.