Situasi Korea Utara makin sulit, Kim Jong Un akan kumpulkan elit Partai Buruh



KONTAN.CO.ID - Pyongyang. Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un akan mengumpulkan elit politik Partai Buruh guna membahas masalah ekonomi dan militer. Partai Buruh adalah partai penguasa di Korea Utara.

Kondisi Korea Utara kini sedang dalam kesulitan. Korea Utara sedang menghadapi kesulitan pangan. kemudian, Korea Utara dihantam bencana banjir yang menimbulkan banyak kerusakan.

Dilansir dari Al Jazeera, media pemerintah menyebut Korea Utara berencana untuk mengadakan pertemuan penting politbiro Partai Buruh yang berkuasa pada Rabu (19/8/2020) untuk membahas masalah ekonomi dan militer di tengah sanksi internasional dan kerusakan banjir baru-baru in.


Baca juga: Deretan rumah di Jakarta yang dilelang dengan harga Rp 700-an juta

Pengumuman pertemuan itu datang ketika negara yang terisolasi itu berjuang untuk mengatasi kerusakan banjir setelah berminggu-minggu hujan deras di Semenanjung Korea. Namun, belum ada informasi rinci mengenai pembahasan pertemuan tesebut.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un telah menolak bantuan dari pihak asing pada minggu lalu, meskipun berdasarkan media pemerintah, dilaporkan bahwa banjir telah menghancurkan 39.296 hektar tanaman dan merusak lebih dari 16.000 rumah.

Namun, media pemerintah setempat tidak menyebutkan korban tewas atau cedera."Situasi, di mana penyebaran virus ganas di seluruh dunia menjadi lebih buruk, mengharuskan kami untuk tidak mengizinkan bantuan dari luar untuk kerusakan banjir, tetapi menutup perbatasan lebih ketat dan melakukan pekerjaan anti-epidemi yang ketat," kata Kim, menurut laporan KCNA pada Kamis (13/8/2020).

Korea Utara sempat menyatakan dalam negerinya bebas virus corona, status yang secara luas diragukan oleh pihak luar. Namun pada akhir Juli, Kim memerintahkan lockdown total untuk kota yang berbatasan dengan Kaesong, setelah pihak berwenang melaporkan menemukan seseorang dengan gejala Covid-19.

Korea Utara kemudian mengatakan hasil tes orang tersebut tidak meyakinkan dan Kim mencabut lockdown kota itu pekan lalu. Terlepas dari penolakan Kim atas bantuan apa pun, kementerian unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan Seoul tetap bersedia memberikan bantuan kemanusiaan ke Korea Utara.

Pyongyang dalam beberapa bulan terakhir telah memutuskan hampir semua kerja sama dengan Seoul, di tengah kebuntuan dalam negosiasi nuklir yang lebih besar antara Amerika Serikat dan Korea Utara, yang tersendat karena ketidaksepakatan dalam pertukaran bantuan sanksi dan langkah-langkah pelucutan senjata.

Korea Utara pada Juni meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong, setelah berbulan-bulan frustrasi atas keengganan Seoul untuk menentang sanksi yang dipimpin AS untuk program senjata nuklirnya dan memulai kembali proyek ekonomi bersama yang akan membantu ekonomi Korea Utara yang rusak.

Tahun lalu, Kim berjanji untuk membuat "terobosan frontal" dalam kampanye negaranya untuk membangun ekonomi mandiri dalam menghadapi pengetatan sanksi asing yang bertujuan untuk mengekang program nuklir dan misil dalam negerinya.

Baca juga: Sepeda Kreuz, sepeda Brompton dari Bandung pesanan Jokowi sudah jadi, ini tampilannya

Namun, para ahli mengatakan krisis Covid-19 kemungkinan menggagalkan beberapa tujuan ekonomi utama Kim, ketika negara itu melakukan lockdown yang menutup perbatasan dengan China.

Padahal, China merupakan sekutu utama Korea Utara dan garis kehidupan sektor ekonominya. Sehingga, ketika perbatasan kedua negara ditutup, maka Korea Utara menanggung potensi terhambatnya kemampuan untuk memobilisasi tenaga kerja.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kim Jong Un Rapatkan Partai Buruh untuk Bahas Persoalan Ekonomi dan Militer",

Penulis : Shintaloka Pradita Sicca Editor : Shintaloka Pradita Sicca

Editor: Adi Wikanto