Situasi politik Timteng memanas, harga minyak kian mendaki



DALLAS. Kontrak harga minyak mengalami lonjakan tertinggi pada bulan ini seiring memuncaknya ketegangan di Timur Tengah. Bahkan, spread harga minyak antara kontrak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent di London kian mendekati rekor. Di New York, kontrak harga minyak naik 1,6% setelah terjadi bentrokan antara demonstran dengan polisi di Bahrain, Yaman, Libia, dan Iran. Sementara, minyak jenis Brent melorot dari level tertinggi dua tahun karena trader memindahkan dananya ke kontrak AS. "Spread yang terjadi antara Brent dan WTI mulai terlihat. Ada kenaikan di harga minyak WTI akibat situasi geopolitik yang memanas di Timur Tengah," papar John Kilduff dari Again Capital LLC di New York. Catatan saja, kontrak harga minyak untuk pengantaran Maret naik US$ 1,37 sehingga bertengger di posisi US$ 86,36 sebarel di NYMEX. Ini merupakan kenaikan level harian paling tinggi sejak 31 Januari lalu. Dengan demikian, dalam setahun terakhir, harga minyak sudah naik 12%. Kontrak harga minyak untuk pengantaran Maret tersebut akan berakhir pada 22 Febuari mendatang, Sementara itu, kontrak harga minyak jenis Brent untuk pengantaran April turun US$ 1,19 atau 1,1% menjadi US$ 102,59 sebarel di ICE Futures Europe di London. Kemarin, kontrak yang sama melonjak ke posisi US$ 103,78 yang merupakan level tertinggi sejak 25 September 2008.Jika dilihat, perbedaan harga antara harga minyak London dan New York untuk pengantaran April mencapai US$ 13,75 sebarel. Sementara kemarin, perbedaannya mencapai US$ 15,94. Besarnya spread terjadi karena tingginya cadangan minyak di Cushing, Oklahoma yang merupakan poin pengantaran untuk kontrak minyak New York.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie