JAKARTA. Seperti ramalan regulator di awal tahun ini, industri perbankan bakal menghadapi sejumlah tantangan. Sebut saja, pelambatan ekonomi dan likuiditas ketat. Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) bank umum konvensional mencapai 91,17%, per Maret tahun ini. Angka itu melesat dibandingkan tahun lalu yang masih sebesar 84,93%. Atas dasar itulah, Halim Alamsyah, Dewan Komisioner OJK Ex-Officio Bank Indonesia (BI), mengatakan pihaknya akan meminta bank-bank meningkatkan CAR jauh di atas 14%. Permintaan ini dilakukan regulator terhadap bank dengan LDR di atas 92%. "Kami sedang mengkaji dan berdiskusi dengan OJK tentang permodalan. Bank yang memiliki profil risiko tinggi, maka kami akan meminta agar modal mereka dinaikkan," kata Halim, kemarin. Ia menjelaskan, pihaknya menyarankan dua strategi untuk memperkuat permodalan. Yaitu, menyuntikkan modal jenis tier I dari pemegang saham, atau memperkuat modal tier II melalui penerbitan surat utang atau subdebt.
Situasi tak menentu, bank mengkaji modal
JAKARTA. Seperti ramalan regulator di awal tahun ini, industri perbankan bakal menghadapi sejumlah tantangan. Sebut saja, pelambatan ekonomi dan likuiditas ketat. Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) bank umum konvensional mencapai 91,17%, per Maret tahun ini. Angka itu melesat dibandingkan tahun lalu yang masih sebesar 84,93%. Atas dasar itulah, Halim Alamsyah, Dewan Komisioner OJK Ex-Officio Bank Indonesia (BI), mengatakan pihaknya akan meminta bank-bank meningkatkan CAR jauh di atas 14%. Permintaan ini dilakukan regulator terhadap bank dengan LDR di atas 92%. "Kami sedang mengkaji dan berdiskusi dengan OJK tentang permodalan. Bank yang memiliki profil risiko tinggi, maka kami akan meminta agar modal mereka dinaikkan," kata Halim, kemarin. Ia menjelaskan, pihaknya menyarankan dua strategi untuk memperkuat permodalan. Yaitu, menyuntikkan modal jenis tier I dari pemegang saham, atau memperkuat modal tier II melalui penerbitan surat utang atau subdebt.