KONTAN.CO.ID - KYIV. Tujuh bulan berlangsung, situasi Ukraina terkini masih terus bergejolak. Masalah baru justru muncul setelah sebuah jembatan penghubung Rusia dan Krimea dibom pada hari Sabtu (8/10). Pertempuran juga masih terus berlangsung di wilayah Zaporizhzhia yang berjarak 52 km dari pembangkit listrik tenaga nuklir milik Rusia. Ekonomi Ukraina kini praktis terus menyusut. Serangkaian bantuan militer dan ekonomi diharapkan segera hadir dari para pendukungnya.
Baca Juga: Militer Rusia Gunakan Drone Bunuh Diri Buatan Iran untuk Gempur Ibu Kota Ukraina Ledakan di Jembatan Kerch, Krimea
Belum ada klaim resmi dari pihak Ukraina, namun Presiden Rusia Vladimir Putin percaya bahwa insiden tersebut didalangi Ukraina. Putin menyebut aksi tersebut sebagai aksi terorisme. "Tidak diragukan lagi, ini adalah tindakan terorisme yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting. Ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina," ungkap Putin melalui saluran Telegram Kremlin, pada hari Minggu (9/10). Ledakan hebat terjadi di jembatan di atas Selat Kerch, rute pasokan utama untuk pasukan Moskow di Ukraina selatan. Jembatan ini juga merupakan arteri vital untuk pelabuhan Sevastopol, tempat armada Laut Hitam Rusia bermarkas. Jembatan Kerch juga menjadi simbol pencaplokan semenanjung Krimea oleh Rusia pada 2014.
Baca Juga: Putin: Ukraina Rencanakan Ledakan Jembatan Krimea, Itu Aksi Terorisme Pertempuran di Zaporizhzhia
Dilansir
Reuters, gubernur daerah Zaporizhzhia Oleksandr Starukh pada Senin (10/10) mengatakan serangkaian serangan pada Minggu malam telah menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 87 lainnya, termasuk 10 anak-anak. Starukh merinci bahwa pesawat Rusia meluncurkan sedikitnya 12 rudal dalam serangan tersebut. Serangan itu menghancurkan sebagian apartemen sembilan lantai, meratakan lima bangunan tempat tinggal lainnya, dan merusak kawasan sekitar. "Ini adalah serangan yang disengaja. Siapa pun yang memberi perintah dan siapa pun yang melakukannya tahu apa yang mereka targetkan. Ini kejahatan yang mutlak," ungkap Presiden Ukraina Vlodomyr Zelensky, merespons serangan tersebut. Sebagian besar wilayah Zaporizhzhia, termasuk pembangkit nuklir, telah berada di bawah kendali Rusia sejak fase awal invasi. Namun ibu kota wilayah itu masih ada di bawah kendali Ukraina.
Baca Juga: Kalah Lawan Ukraina, Menteri Pertahanan Rusia Diminta Tembak Dirinya Sendiri Ekonomi Ukraina Menyusut
Ekonomi Ukraina kini menyusut sekitar 30% dalam tiga kuartal pertama tahun 2022 dibanding periode yang sama tahun lalu. Kementerian Ekonomi Ukraina mengakui masalah cuaca dan panen memperburuk dampak yang datang dari perang. Untuk mengatasi masalah ekonomi ini, pemerintah Ukraina menggantungkan harapannya pada kewirausahaan usaha kecil. Kembalinya jutaan pengungsi juga diharapkan mampu memutar kembali roda ekonomi dalam negeri. Ukraina juga menaruh harapan besar pada bantuan keuangan dan militer internasional.