Situs properti jadi ajang pengiklan pengembang



JAKARTA. Meredupnya industri properti di awal tahun ini rupanya tidak mempengaruhi bisnis situs jual beli properti. Buktinya, situs properti Rumah 123 (www.rumah123.com) mengklaim jumlah properti yang terdaftar di situsnya malah meningkat hingga dua kali lipat.

Menurut Meddy H. Papinka, Manajer Penjualan Rumah 123, saat siklus bisnis properti yang sedang melambat saat ini, para pengembang dan agen properti justru mencari cara yang murah meriah untuk beriklan. "Salah satunya melalui situs properti," katanya, Selasa (11/2).

Meddy bilang, sepanjang Januari 2014 ini, jumlah properti yang terdaftar di situsnya mencapai 250.000 item. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 130.000 item, lompatannya sudah hampir dua kali lipat.


Sayangnya Meddy tidak bisa memberi tahu nilai transaksi yang terjadi. Namun dia mengklaim pertumbuhan transaksi berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah properti yang terdaftar.

Secara rata-rata, Rumah 123 mencatat sebanyak 4.000 transaksi saban bulannya. Adapun harga properti yang paling banyak diminati pengunjung situs ini adalah Rp 3,42 miliar untuk rumah, Rp 1,82 miliar untuk apartemen, Rp 7,27 miliar untuk tanah, dan Rp 5,98 miliar untuk ruko.

Dari segi lokasi, kawasan yang menjadi favorit di Jabodetabek di antaranya Bintaro, Bumi Serpong Damai, Cibubur, Harapan Indah, Kelapa Gading, Gading Serpong, Kemang, Pantai Indah Kapuk, Cinere, dan Sentul.

Sedangkan provinsi di luar Jakarta yang paling banyak diburu antara lain Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Yogyakarta, Sumatera Utara, serta Kalimantan Timur.

Sementara itu Anton Sitorus, Kepala Divisi Riset Jones Lang LaSalle (JLL) menilai sektor yang paling mampu bertahan di tengah perlambatan ekonomi adalah residensial, khususnya produk perumahan. "Permintaan sangat tinggi, tapi suplai yang bisa dipasok ke pasar sangat jauh di bawah itu," jelas dia.

Senada dengan Anton, Sekretaris Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) wilayah Jakarta, Jimmy Handoko berkata transaksi broker lebih didominasi oleh sektor residensial ketimbang komersial. Perbandingannya adalah 1:5.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon