KONTAN.CO.ID - LAS VEGAS. Perusahaan asal Korea Selatan, SK On, berencana memproduksi baterai kendaraan listrik berupa lithium-iron-phosphate (LFP) pada tahun 2025 mendatang. Jason Lee,
Executive Vice President and Head of SK On mengatakan, itu merupakan bagian dari upaya untuk mengirimkan baterai dengan biaya lebih murah ke produsen mobil yang tertekan oleh kenaikan biaya pembuatan kendaraan listrik. "Kami akan memproduksi produk LFP pada tahun 2025," kata Jason Lee kepada Reuters di sela-sela konferensi CES. SK On adalah anak usaha dari perusahaan energi Korea Selatan SK Innovation Group.
Pelanggan SK On, Ford Motor Co F.N mengatakan, tahun lalu pihaknya berencana untuk menawarkan baterai besi lithium buatan China dari CATL dalam truk listrik Ford F-150 Lightning tahun depan. Tesla Inc TSLA.O dan startup EV Rivian RIVN.O juga telah mengumumkan rencana untuk menggunakan baterai LFP. Pembuat baterai China mendominasi produksi LFP dunia, didukung oleh permintaan yang kuat dari pembuat mobil pasar dalam negeri. Baterai LFP dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah, tetapi memberikan jangkauan yang lebih sedikit daripada baterai EV nikel-kobalt yang sebanding. Keuntungan biaya dari bahan kimia litium-besi tergantung di mana baterai dibuat, kata Lee. Baterai LFP buatan China dapat memiliki keunggulan biaya 20% dibandingkan baterai nikel kobalt. Baterai LFP yang diproduksi di Eropa bisa lebih murah 15%, katanya.
Baca Juga: Dongkrak Penjualan, Tesla Pangkas Harga Mobil Model 3 dan Model Y Hingga 13,5% SK On berencana untuk mengambil baterai LFP awalnya dari China, kata Lee. "Kalau produksi di Amerika Serikat, tidak ada untungnya," ujarnya.
SK On berinvestasi di pabrik baterai AS yang baru dan pada tahun 2026 diharapkan memiliki kapasitas 150 gigawatt-jam. Lee mengatakan investasi tersebut, serta investasi dalam produksi katoda AS harus memungkinkan pelanggan AS SK On untuk memenuhi persyaratan konten domestik yang melekat pada subsidi EV AS. Pembuat baterai dan pembuat mobil memperluas kapasitas baterai EV secara global, dan beberapa analis industri mempertanyakan apakah hal itu dapat menyebabkan kelebihan pasokan. Lee mengatakan dia tidak mengharapkan kelebihan pasokan dalam waktu dekat. Pabrik baru SK On telah dibangun dengan jaminan dari pembuat mobil bahwa mereka akan mengambil baterainya, katanya. Meningkatkan modal yang dibutuhkan untuk mendanai investasi dalam kapasitas dan bahan kimia baru merupakan salah satu tantangan utama SK On, kata Lee. "Kami berpikir untuk meningkatkan lebih banyak modal," kata Lee.
Editor: Anna Suci Perwitasari