KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Polemik skandal uji keselamatan kendaraan yang melibatkan Daihatsu masih terus bergulir. Dari situ, sejumlah pihak telah menyerukan agar Daihatsu lebih memperhatikan aspek perlindungan konsumen. Prahara yang menimpa Daihatsu bermula dari temuan tim independen bahwa terdapat 64 model produksi Daihatsu, termasuk model yang bermerek Toyota, yang bermasalah dari sisi keselamatan. Mengutip pemberitaan Nikkei Asia, Daihatsu telah menghentikan seluruh produksi mobilnya di Jepang tanpa batas waktu yang ditetapkan, kendati sebagian besar pengiriman mobil di Indonesia dan Malaysia telah dilanjutkan.
Akibatnya, Daihatsu berpotensi menderita kerugian lebih dari 100 miliar yen seiring adanya biaya kompensasi serta biaya investigasi dan uji keamanan tambahan. Baca Juga:
Bertemu Pemerintah, Daihatsu Pastikan Produknya Aman di Indonesia Sementara itu, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) sebagai produsen mobil merek Daihatsu di Indonesia mengklaim, produk mobil yang diisukan bermasalah di Jepang dapat dipastikan tidak diperdagangkan di Indonesia. Lantas, seluruh produk Daihatsu yang diproduksi, didistribusi, dan dipasarkan di Indonesia tidak memiliki masalah kualitas dan keselamatan. “Produk-produk Daihatsu di Indonesia telah memenuhi syarat teknis keselamatan dan keamanan kendaraan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia,” ujar Marketing Director & Corporate Planning and Communication Director Astra Daihatsu Motor Sri Agung Handayani, Selasa (2/1). ADM pun telah melakukan pengiriman domestik kembali mulai 22 Desember 2023. Di samping itu, pengiriman ekspor telah dilakukan secara normal mulai 26 Desember 2023. Pengiriman ini ditujukan ke lebih dari 60 negara tujuan yang telah memberikan konfirmasi lantaran sudah disetujui oleh otoritas negara tujuan ekspor. Anggota Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo menilai, semestinya ADM bisa memberikan penjelasan yang lebih komprehensif atas klaim terjaminnya keamanan produk-produk mereka. Misalnya dengan membeberkan data riwayat kerusakan atau kecelakaan yang melibatkan mobil merek Daihatsu di Indonesia secara transparan kepada publik. “Dari data tersebut, masyarakat bisa dengan sendirinya menilai apakah produk yang dijual Daihatsu aman atau sebaliknya,” kata dia, Selasa (2/1). YLKI menyebut, tidak jarang konsumen produk otomotif mengalami kesulitan memperoleh bukti konkret bahwa merek-merek mobil yang diproduksi di Indonesia terjamin kualitasnya dari aspek keselamatan dan keamanan. Para konsumen lebih sering mendapat informasi tersebut dari klaim secara sepihak oleh pihak produsen atau distributor mobil yang bersangkutan.
Baca Juga: Ekspor Normal Pasca Skandal Daihatsu, Ini Kata Manajemen Astra International (ASII) “Bahkan, data kecelakaan yang ada di kepolisian pun belum tentu menjabarkan informasi merek dan model kendaraan apa yang terlibat, sehingga masyarakat sulit mendapat gambaran secara utuh,” ungkap dia. Meski mengklaim produknya tidak terdampak oleh skandal yang terjadi di Jepang, ADM bersama pemangku kepentingan terkait tetap perlu melakukan investigasi terhadap produk mobil Daihatsu yang diproduksi di Indonesia. Jika terbukti terdapat masalah terkait keselamatan, mestinya Daihatsu melakukan
recall produk ataupun membuka layanan perbaikan kendaraan secara gratis. “Tapi balik lagi, kebijakan tersebut harus didasarkan data yang komprehensif dan akurat,” jelas dia. Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad meminta supaya pemerintah tegas terhadap skandal uji keselamatan yang menimpa Daihatsu. Sekalipun produk mobil Daihatsu Indonesia tidak terlibat dalam skandal tersebut, investigasi tetap harus dilakukan. Sebab, riset dan pengembangan terkait desain mobil Daihatsu di Indonesia tetap mengacu dengan standar yang ada di Jepang. Ketika produk mobil Daihatsu di negara asalnya Jepang mengalami masalah atau cacat, maka produk-produk Daihatsu di negara lainnya juga harus mendapat perhatian serius.
Baca Juga: Hentikan Produksi, Daihatsu Motor Beri Kompensasi ke Pemasok “Pemerintah harus tegas karena ini menyangkut keselamatan manusia dalam berkendara,” imbuh Tauhid, Selasa (2/1). Opsi recall pun patut direkomendasikan tatkala produk Daihatsu yang ada di Indonesia terbukti ikut bermasalah dari aspek keselamatan. Dia melanjutkan, skandal seperti ini mestinya jadi pembelajaran bagi para produsen otomotif lainnya agar jangan main-main dengan aspek keselamatan. Apalagi, penyimpangan uji keselamatan pada akhirnya akan merugikan pihak produsen baik secara finansial maupun nama baik perusahaan yang tercoreng.
Dalam berita sebelumnya, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag Moga Simatupang bilang, Kemendag telah meminta ADM lebih memperhatikan kendaraan bermotor yang diproduksi dan dipasarkan di Indonesia agar aman digunakan oleh konsumen Indonesia. Kemendag akan terus melakukan pembinaan kepada pelaku usaha terhadap pentingnya keamanan dan keselamatan produk yang diperdagangkan. Sembari menunggu hasil uji sampling yang akan dilakukan Kementerian Perhubungan, konsumen diharapkan tetap tenang dan menggunakan kendaraannya seperti biasa. “Kementerian Perdagangan dan pemangku kepentingan lainnya akan terus berupaya menegakkan perlindungan konsumen,” tandas dia dalam keterangan resmi, Sabtu (30/12). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari