Skandal Mohamed Al Fayed dan Implikasinya bagi Fulham FC



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus yang melibatkan mantan pemilik Fulham Football Club, Mohamed Al Fayed, telah kembali mencuat ke permukaan dengan adanya tuduhan serius mengenai pelecehan seksual yang dilakukan oleh mendiang miliarder tersebut.

Tuduhan ini telah mengundang perhatian publik, khususnya setelah dokumenter BBC menampilkan lebih dari 20 mantan pegawai wanita yang mengaku menjadi korban Al Fayed selama ia menjabat sebagai pemilik klub antara tahun 1997 hingga 2013.

Situasi ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang implikasi yang mungkin terjadi bagi Fulham FC, sebuah klub yang pernah berjaya di bawah kepemimpinan Al Fayed.

Tuduhan Pelecehan Seksual dan Pengaruhnya


Sejumlah pengacara yang mewakili para korban, yang tergabung dalam kelompok "Justice for Harrods Survivors," melaporkan bahwa mereka telah menerima beberapa pertanyaan terkait Fulham FC selama 16 tahun masa kepemilikan Al Fayed.

Baca Juga: Manchester City Terlibat Beberapa Sengketa Hukum yang Melibatkan Aturan Liga Premier

Tuduhan tersebut mencakup pelecehan seksual hingga pemerkosaan, yang dialami oleh para mantan pegawai wanita di perusahaan-perusahaan milik Al Fayed, termasuk Harrods. Meski Al Fayed telah meninggal pada usia 94 tahun tahun lalu, dampak dari tuduhan ini masih terasa, terutama di kalangan mantan pegawai yang kini merasa berani untuk angkat suara.

Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan minggu lalu, perwakilan dari kelompok pengacara tersebut menyatakan bahwa lebih banyak individu kini telah maju untuk mengungkapkan pengalaman mereka. Mereka menggambarkan Al Fayed sebagai "monster" yang mengancam korban-korbannya untuk tetap diam terkait tindakan pelecehan yang dialaminya.

Sikap Fulham FC dan Asosiasi Sepak Bola Inggris

Fulham FC, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa mereka masih dalam proses untuk menentukan apakah ada individu di klub yang terpengaruh oleh laporan mengenai Al Fayed. Hal ini menunjukkan bahwa klub merasa perlu untuk menyelidiki lebih lanjut dan mencari tahu apakah ada pegawai klub yang mungkin menjadi korban selama masa kepemilikan Al Fayed.

Di sisi lain, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) juga menyatakan bahwa mereka "sadar akan laporan ini" dan akan terus menjalin komunikasi dengan Fulham FC untuk memantau perkembangan situasi.

FA, sebagai badan pengawas sepak bola Inggris, bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam sepak bola berada di lingkungan yang aman dan bebas dari intimidasi atau pelecehan.

Baca Juga: Iklan Judi di Liga Premier Musim Ini Melonjak Signifikan, Ancaman bagi Penonton Anak

Tanggapan dari Mantan Manajer Tim Wanita Fulham

Dalam wawancaranya dengan BBC Sport, Gaute Haugenes, mantan manajer tim wanita Fulham yang memimpin tim antara tahun 2001 hingga 2003, mengungkapkan bahwa staf di klub telah diberitahu mengenai ketertarikan Al Fayed terhadap "gadis-gadis muda berambut pirang."

Pernyataan ini menimbulkan spekulasi bahwa ada upaya dari staf klub untuk melindungi para pemain wanita dari potensi pelecehan selama Al Fayed memimpin. Haugenes juga menekankan bahwa meski tindakan pencegahan telah diambil, kekhawatiran tentang perilaku Al Fayed tetap ada di kalangan staf.

Reaksi Manajer Fulham Saat Ini, Marco Silva

Dalam konferensi pers yang diadakan menjelang pertandingan Fulham melawan Nottingham Forest, manajer tim pria, Marco Silva, menyampaikan keprihatinannya atas berita negatif yang melibatkan mantan pemilik klub.

Baca Juga: Daftar 25 Pemain Sepak Bola Termahal di Dunia

"Mendengar hal tersebut sangat menyedihkan bagi kami, dan bagi saya sebagai manajer, tentu saya memiliki empati terhadap situasi ini," ungkap Silva.

Komentar Silva menunjukkan bagaimana isu ini bukan hanya berdampak pada mereka yang langsung terlibat, tetapi juga pada citra klub di mata publik dan komunitas sepak bola yang lebih luas. Meski Silva tidak terlibat langsung dengan situasi tersebut, ia menyadari bahwa isu ini dapat mempengaruhi atmosfer di dalam dan di sekitar klub.

Editor: Handoyo .