Skandal seks di AS, Korea Selatan meminta maaf



SEOUL. Kantor pemerintahan Korea Selatan telah meminta maaf atas kasus skandal seks memalukan yang dilakukan oleh salah seorang pejabat Korsel saat mengadakan kunjungan resmi ke AS. Dia adalah Yoon Chang-jung, yang juga merupakan juru bicara President Park Geun-hye. Yoon Chang diduga telah melakukan pelecehan seksual dengan meraba-raba bagian sensitif seorang wanita keturunan Korea-Amerika di sebuah hotel di Washington.  Yoon Chang sendiri membantah telah melakukan hal tersebut. Dia menilai, hal ini hanya kesalahpahaman semata akibat adanya perbedaan budaya. Dalam konferensi pers yang dilakukan Sabtu (11/5) lalu, Yonn mengatakan, "Jika saja menyakiti dia, saya meminta pengertian dia dan memohon maaf atas tindakan saja."Yoon juga meminta maaf atas tindakan tercela yang dia lakukan di tengah kunjungan pertama Presiden Park ke AS yang terbilang sukses. Insiden ini membayangi kunjungan pertama Presiden Park ke AS pada pekan lalu.Kepala staf pemerintahan Korsel Huh Tae-yeol mengungkapkan bahwa kasus itu benar-benar salah dan tidak dapat diterima. Oleh karenanya, dia meminta maaf kepada korban, keluarganya, dan seluruh warga Korea Selatan.Wanita yang menjadi korban tersebut hingga saat ini masih dirahasiakan namanya. Dia masih berusia di awal 20 tahun dan telah dipekerjakan oleh Korea Selatan di kedutaan khusus menyambut kunjungan empat hari Presiden Park ke AS. Insiden tersebut terjadi di bar sebuah hotel, tidak jauh dari kedutaan Korea Selatan. Berdasarkan laporan kepada pihak kepolisian yang diperoleh Washington Post dan kantor berita Yonhap, seorang wanita mengajukan keberatan atas tindakan seorang pria yang meremas pantatnya tanpa izin. Sekadar catatan, dalam kunjungan pertamanya sejak menjabat sebagai Presiden Korea Selatan pada Februari lalu, Park menggelar pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama. Obama bilang, kedua belah pihak menyetujui dilakukannya upaya yang keras terhadap Korea Utara dan tidak akan menolerir upaya provokatif dari negara tersebut. 


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie