Skandal terminal Bloomberg terungkap



NEW YORK. Skandal baru terkuak di dunia media. Jumat lalu, New York Post menulis bahwa Goldman Sachs telah mengajukan protes kepada Bloomberg. Goldman menuding reporter-reporter Bloomberg telah memata-matai karyawan Goldman dengan menggunakan terminal Bloomberg yang mereka pakai.Selain menjadi media yang menayangkan berita, Bloomberg secara terpisah menjual layanan terminal Bloomberg. Terminal Bloomberg ini merupakan terminal elektronik untuk data pasar yang sudah menjadi alat penting bagi para trader dan investor Wall Street. Nah, menurut berita-berita yang beredar Jumat (10/5) lalu, reporter-reporter Bloomberg ternyata punya akses untuk melihat beberapa data yang tidak tersedia bagi pelanggan terminal lainnya. Data ini termasuk data login dan sejumlah aktivitas terminal Bloomberg oleh pelanggan terminal. Mereka bisa melihat, misalnya, perintah apa saja yang diketikkan atau dicari seorang pengguna terminal plus frekuensinya. Skandal ini terbuka ketika Goldman melaporkan, di April 2013, seorang reporter Bloomberg di Hong Kong telah mengontaknya. Reporter itu bertanya tentang status seorang eksekutif perusahaan sebab ia tak terlihat melakukan aktivitas lagi di terminal Bloomberg.

Kasus ini sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, Bloomberg juga pernah menerima tuduhan yang sama untuk kasus insider trading London Whale JP Morgan di tahun 2012. Bloomberg merupakan media pertama yang mengungkapkan bahwa Bruno Iksil merupakan pelakunya. JPMorgan tidak melakukan komplain resmi meski saat itu menerima pertanyaan dari reporter Bloomberg soal Iksil karena ia tak login ke terminal Bloomberg untuk beberapa lama."Mereka cukup terbuka soal ini, Mereka berkata, Kami melihat trader Whale Anda tidak login dalam tiga hari ini. Apakah ia sudah dipecat?" ujar seorang sumber JPMorgan Chase kepada CNBC.Hal ini cukup mengagetkan, terutama karena ada 300.000 lebih pelanggan terminal Bloomberg di Amerika. Para pelanggan itu termasuk eksekutif perusahaan finansial dan pembuat kebijakan.CNBC melaporkan, seorang mantan karyawan Bloomberg mengatakan bahwa ia pernah mengakses informasi terminal Bloomberg milik Gubernur Federal Reserves Ben Bernanke dan mantan Menteri Keuangan AS Timothy Geithner.Media bisnis pesaing Bloomberg ini juga menyatakan bahwa Fed dan Departemen Keuangan AS tengah mengontak Bloomberg untuk meminta penjelasan lebih lanjut.Bloomberg sendiri langsung bergerak pada Jumat lalu. Sore itu, CEO Bloomberg Daniel Doctoroff mengirim email ke 15.000 karyawan Bloomberg. Doctoroff menyampaikan ada posisi baru yaitu Client Data Compliance Officer yang akan dijabat oleh COO Bloomberg Steve Ross.Dalam email itu, Doctoroff mengakui bahwa "Walaupun kita sudah lama membuat sejumlah data pelanggan tersedia secara terbatas untuk para jurnalis kita, namun kita sadar bahwa ini salah," tuturnya. Ia juga mengatakan bahwa data pelanggan itu tidak termasuk informasi trading atau portofolio milik klien.Bloomberg juga menegaskan bahwa para jurnalis takkan lagi memiliki akses atas data login klien terminalnya.Namun, berita mengenai masalah tersebut tak berakhir. Pada Sabtu lalu, situs Buzzfeed melaporkan bahwa jurnalis Bloomberg telah mengakses data login sejak 2011. Bahkan, seorang penyiar Bloomberg TV pernah menyebutkan hal ini dalam siarannya.


Editor: