KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menawarkan skema pembiayaan infrastruktur baru di Tanah Air. Skema pembiayaan tersebut bernama blended finance yang melibatkan dana yang bersumber dari filantropi atau dana donasi orang kaya dunia. Proyek pertama yang akan ditawarkan dengan skema ini adalah pengembangan infrastruktur di Pulau Labuan Bajo di NTT. Deputi I Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Arif Havas Oegroseno mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah mengundang investor yang tertarik dalam pembangunan berbasis Sustainable Development Goals (SDGs). Menurutnya, investasi pengembangan infrastruktur Pulau Labuan Bajo ditawarkan dalam satu paket yakni distribusi air tawar, pengelolaan sampah dan pengaturan pelabuhan kecil. Menurut Havas, meski blended finance kerap dikaitkan dengan dana filantropi, pemerintah akan lebih memilih menarik pendanaan melalui investasi. Namun tentu saja investasi ini tidak menawarkan internal rate return yang tinggi. "Pendanaan bisa dari multilateral development bank, maupun investor biasa. Sehingga risiko mitigasi bisa ditanggung bersama," katanya ke KONTAN, Kamis (8/2).
Skema investasi baru untuk Labuan Bajo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menawarkan skema pembiayaan infrastruktur baru di Tanah Air. Skema pembiayaan tersebut bernama blended finance yang melibatkan dana yang bersumber dari filantropi atau dana donasi orang kaya dunia. Proyek pertama yang akan ditawarkan dengan skema ini adalah pengembangan infrastruktur di Pulau Labuan Bajo di NTT. Deputi I Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Arif Havas Oegroseno mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah mengundang investor yang tertarik dalam pembangunan berbasis Sustainable Development Goals (SDGs). Menurutnya, investasi pengembangan infrastruktur Pulau Labuan Bajo ditawarkan dalam satu paket yakni distribusi air tawar, pengelolaan sampah dan pengaturan pelabuhan kecil. Menurut Havas, meski blended finance kerap dikaitkan dengan dana filantropi, pemerintah akan lebih memilih menarik pendanaan melalui investasi. Namun tentu saja investasi ini tidak menawarkan internal rate return yang tinggi. "Pendanaan bisa dari multilateral development bank, maupun investor biasa. Sehingga risiko mitigasi bisa ditanggung bersama," katanya ke KONTAN, Kamis (8/2).