Skema investasi Korea di LRT masih dikaji



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komitmen investasi dari Korea Rail Network Authority (KRNA) senilai US$ 500 juta akan ditindaklanjuti oleh pemimpin proyek Light Rail Transit (LRT) PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Skema investasi pembangunan LRT Jakarta Fase II ini masih akan dikaji. Direktur Utama Jakpro, Satya Heragandhi bilang, komitmen investasi ini masih dibutuhkan proses working group. Pihaknya masih akan menunggu keputusan Pemprov DKI Jakarta untuk model kerja sama yang akan dipakai.

"Intinya jika government to government (GtoG) maka prosesnya akan lama. Jadi kemungkinan pilihannya business to business (BtoB) atau business to government (BtoG)," kata Satya, Kamis (9/11). Ia mengimbuh, proses penyesuaian investasinya pun masih akan dipelajari. Komitmen investasi senilai US $ 500 juta ini bisa saja masuk dalam bentuk pinjaman atau penyesuaian penyertaan saham. "Kami belum tahu akan masuk melalui apa. Hanya saja, mereka (KRNA) berkomitmen untuk masuk penyertaan saham di atas 25%. Kalau pinjaman maksimal 75% dari total investasi," jelas Satya.

Fase II koridor Velodrome –Dukuh Atasakan menelan investasi Rp 4 triliun- Rp 5 triliun. Namun ia belum bisa menentukan kapan pembangunannya dimulai, hingga Pemprov DKI memutuskan model investasi tersebut.


Satya bilang, saat ini kemajuan LRT Jakarta Fase I (Kelapa Gading-Velodrome) sudah mencapai 50%. Dia bilang pembangunan fase ini tak menemukan kendala berarti untuk itu ia optimistis bisa selesai sesuai target. "Fase I kita jadwalkan selesai pada Agustus 2018," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini