JAKARTA. Pengembang berharap keputusan soal harga Rumah Sederhana sehat (RSH) bisa segera keluar. Selain karena standar harga RSH yang dipakai saat ini sudah diterapkan sejak 2007, harga bahan baku atau material bangunan cenderung berubah.Ketua DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Fuad Zakaria mengaku, pihaknya sangat menanti skim harga baru RSH. Hingga kini, skim tersebut masih dalam penggodokan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). "Saat ini harga material sudah jauh berbeda dibandingkan 3 tahun lalu, bisa dibilang stabil cenderung naik," kata Fuad, (3/2).Jika keputusan harga tak kunjung terbit, Fuad mengaku, para pengembang terpaksa akan menaikkan harga. Ini seiring kenaikan harga material dan tanah. "Jika dalam waktu satu bulan ini tidak ada keputusan soal skim tersebut, menaikkan harga adalah alternatif yang tak bisa dihindari," ujar Fuad.Sebenarnya, lanjut Fuad, pihaknya berharap tak perlu menaikkan harga mengingat sasaran penjualan RSH yang membidik golongan konsumen yang sensitif terhadap harga atau kelas menengah ke bawah.Selain penetapan harga, dia meminta pemerintah membantu mengatasi beberapa permasalahan yang dihadapi pengembang RSh. Seperti, masalah instalasi pemasangan listrik dan prosedur pembebasan lahan. "Jika Kemenpera bisa membantu melakukan negosisasi deng PLN, maka kami akan sangat diringankan," kata Fuad.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Skim Harga RSH Tak Terbit, Pengembang Kerek Harga
JAKARTA. Pengembang berharap keputusan soal harga Rumah Sederhana sehat (RSH) bisa segera keluar. Selain karena standar harga RSH yang dipakai saat ini sudah diterapkan sejak 2007, harga bahan baku atau material bangunan cenderung berubah.Ketua DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Fuad Zakaria mengaku, pihaknya sangat menanti skim harga baru RSH. Hingga kini, skim tersebut masih dalam penggodokan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). "Saat ini harga material sudah jauh berbeda dibandingkan 3 tahun lalu, bisa dibilang stabil cenderung naik," kata Fuad, (3/2).Jika keputusan harga tak kunjung terbit, Fuad mengaku, para pengembang terpaksa akan menaikkan harga. Ini seiring kenaikan harga material dan tanah. "Jika dalam waktu satu bulan ini tidak ada keputusan soal skim tersebut, menaikkan harga adalah alternatif yang tak bisa dihindari," ujar Fuad.Sebenarnya, lanjut Fuad, pihaknya berharap tak perlu menaikkan harga mengingat sasaran penjualan RSH yang membidik golongan konsumen yang sensitif terhadap harga atau kelas menengah ke bawah.Selain penetapan harga, dia meminta pemerintah membantu mengatasi beberapa permasalahan yang dihadapi pengembang RSh. Seperti, masalah instalasi pemasangan listrik dan prosedur pembebasan lahan. "Jika Kemenpera bisa membantu melakukan negosisasi deng PLN, maka kami akan sangat diringankan," kata Fuad.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News