SKK Migas ajak KKKS untuk mengebor 206 sumur



JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan di tahun 2014 akan ada 206 kegiatan pengeboran sumur eksplorasi di seluruh wilayah nusantara.

Plt Kepala SKK Migas Johanes Widjornako mengemukakan kegiatan pengeboran lapangan migas akan dilakukan oleh industri hulu minyak dan gas bumi yang juga sedang melakukan survei dan seismik. Target 206 pegeboran ini memang lebih besar dibandingkan realisasi pengeboran tahun 2013 lalu yang hanya menggarap 130 sumur eksplorasi. 

"Survei yang akan dikerjakan ada 49 survei diaman ada survei seismik 2D sepanjang 9.020 km2 dan survei seismik 3D seluas 11.633 km2, " kata Widjornako.


Selain mengerjakan pengeboran sumur baru, Widjornako bilang sumur eksisiting yang sudah lama beroperasi juga dipertahankan supaya tidak mengalami shutdown dan akhirnya dibiarkan.

Maka para kontraktor kerjasama (KKKS) selain menemukan cadangan baru dan mengebor lapangan minyak, tentunya harus memberdayakan sumur tua, baik di darat (onshore) atau di lepas pantai (offshore).

Baginya, untuk mempercepat kegiatan pengeboran SKK Migas perlu dukungan dengan pihak-pihak seperti pemerintah daerah untuk masalah perizinan, regulasi daerah, dan pajak.

Kegiatan eksplorasi merupakan tahap yang paling awal dari seluruh rangkaian kegiatan hulu migas, Widjornako bilang jika ingin mendapat lifting besar maka harus didukung dan jangan dipersulit.

Secara umum, eksplorasi meliputi studi geologi, studi geofisika, survei seismik, dan pengeboran eksplorasi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menemukan cadangan baru, baik di wilayah kerja yang sudah berproduksi maupun di wilayah kerja yang belum diproduksikan.

Kegiatan eksplorasi memerlukan biaya besar untuk memperoleh informasi geologi, seismik, pengeboran sumur, dan pengolahan data.

Di sisi lain, kegiatan ini mengandung risiko dan ketidakpastian yang sangat tinggi. Maka, banyak juga sudah susah payah mengebor namun tidak hasilnya. Namun, kalau tida terus dicoba maka akan sulit mendapat cadangan baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan