JAKARTA. Peluang kerjasama Indonesia dengan negara-negara asing dalam industri minyak dan gas masih terbuka lebar. Pemerintah Indonesia sangat terbuka dengan kedatangan investor baik di sektor hulu maupun hilir. Namun, sayangnya tahun ini, Indonesia malah ditinggal investor asing, sebut saja Hess Corporation dan Anadarko Petroleum perusahaan migas asal Amerika Serikat, Korean Oil asal Korea Selatan, serta akan segera menyusul Premier Oil, perusahaan migas asal Inggris. Aussie B. Gautama, Deputi Pengendalian Perencanaan di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membenarkan jika saat ini banyak investor yang pergi dari Indonesia. Salah satu penyebab utama katanya adalah masalah kejelasan aturan. Namun, baginya Indonesia masih menjadi tempat menarik sebagai tempat investasi migas. "Masih banyak sebetulnya yang bisa digarap, tapi kalau mereka (investor asing) pergi itu kita harus tinjau ulang sistem kita. Yah, kan kita juga tidak perfect. Intinya ini karena masalah perizinan, pajak, ini saja orang mau eksplorasi belum apa-apa sudah diminta pajak, ya mereka malas juga, " kata Aussie, Rabu (12/03).
SKK Migas akui beberapa investor asing hengkang
JAKARTA. Peluang kerjasama Indonesia dengan negara-negara asing dalam industri minyak dan gas masih terbuka lebar. Pemerintah Indonesia sangat terbuka dengan kedatangan investor baik di sektor hulu maupun hilir. Namun, sayangnya tahun ini, Indonesia malah ditinggal investor asing, sebut saja Hess Corporation dan Anadarko Petroleum perusahaan migas asal Amerika Serikat, Korean Oil asal Korea Selatan, serta akan segera menyusul Premier Oil, perusahaan migas asal Inggris. Aussie B. Gautama, Deputi Pengendalian Perencanaan di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membenarkan jika saat ini banyak investor yang pergi dari Indonesia. Salah satu penyebab utama katanya adalah masalah kejelasan aturan. Namun, baginya Indonesia masih menjadi tempat menarik sebagai tempat investasi migas. "Masih banyak sebetulnya yang bisa digarap, tapi kalau mereka (investor asing) pergi itu kita harus tinjau ulang sistem kita. Yah, kan kita juga tidak perfect. Intinya ini karena masalah perizinan, pajak, ini saja orang mau eksplorasi belum apa-apa sudah diminta pajak, ya mereka malas juga, " kata Aussie, Rabu (12/03).