JAKARTA. Pengerjaan proyek di ladang minyak Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur bisa dipastikan molor. Akibat jadwal yang tak tepat waktu, target produksi sebesar 165.000 barel per hari (bph) pada pertengahan tahun depan, akan sulit tercapai. Alasan utama keterlambatan pengerjaan Engineering Procuremen and Construction (EPC) adalah permintaan penambahan anggaran oleh kontraktor EPC I dan II. Buntut dari permintaan itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berniat melakukan audit atas pengerjaan proyek EPC itu. Elan Biantoro, Kepala Bagian Humas SKK Migas mengungkapkan, dalam waktu dekat SKK Migas akan melakukan audit dalam hal teknis dan sisi keuangan proyek. Pemicunya, kontraktor EPC meminta Perubahan Lingkup Kerja (PLK) yang berdampak terhadap penambahan anggaran pengerjaan EPC.
SKK Migas audit Tripatra dan Inti Karya Persada
JAKARTA. Pengerjaan proyek di ladang minyak Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur bisa dipastikan molor. Akibat jadwal yang tak tepat waktu, target produksi sebesar 165.000 barel per hari (bph) pada pertengahan tahun depan, akan sulit tercapai. Alasan utama keterlambatan pengerjaan Engineering Procuremen and Construction (EPC) adalah permintaan penambahan anggaran oleh kontraktor EPC I dan II. Buntut dari permintaan itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berniat melakukan audit atas pengerjaan proyek EPC itu. Elan Biantoro, Kepala Bagian Humas SKK Migas mengungkapkan, dalam waktu dekat SKK Migas akan melakukan audit dalam hal teknis dan sisi keuangan proyek. Pemicunya, kontraktor EPC meminta Perubahan Lingkup Kerja (PLK) yang berdampak terhadap penambahan anggaran pengerjaan EPC.