SKK Migas belum menghitung kerugian negara akibat proyek flow meter



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah memutuskan untuk menghentikan proyek pemasangan flow meter di seluruh blok migas di Indonesia.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto beralasan flow meter yang telah dipasang di blok migas Indonesia tersebut nyatanya tidak menunjukkan performa yang bagus.

Menurutnya, flow meter yang dipasang di blok migas tidak bisa mengukur produksi migas dengan akurat."Lho kan namanya flow meter itu menunjukkan pengukuran, kalau pengukurannya tidak akurat kan tidak bisa," ujar Dwi, Senin (8/4).


Lebih lanjut Dwi bilang, keputusan penghentian pemasangan flow meter ini diambil setelah SKK Migas melakukan sejumlah tes di beberapa lapangan migas. "Ya kami tes-tes, akurasinya tidak sesuai yang diharapkan,"imbuh Dwi.

Biarpun sudah resmi menghentikan proyek flow meter, Dwi belum bisa menyebut jumlah kerugian negara dari batalnya proyek tersebut. Pasalnya Pemerintah juga telah menganggarkan dana dari APBN untuk proyek tersebut.

Dari data Kontan.co.id, perusahaan pemenang lelang proyek flow meter, Haditech Global, menghitung nilai pemasangan alat yang ditargetkan mencapai 200 flow meter di seluruh Indonesia ini memakan anggaran sekitar Rp 58,19 miliar. "Ya kita lihat nanti," ucap Dwi.

Sementara itu, Haditech Global disebut-sebut telah melayangkan gugatan kepada SKK Migas karena menghentikan proyek flow meter. Terkait hal ini, Dwi bilang SKK Migas siap mengikuti proses hukum. "Kami ikutin saja lah, karena sudah masuk ranah hukum jadi kami ikuti prosesnya saja," ujar Dwi.

Sekedar informasi, proyek flow meter ini digagas pemerintah sejak 2016 lalu melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Sistem Monitoring Produksi Minyak Bumi Berbasis Online Real Time pada Fasilitas Produksi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

Pemasangan flow meter di Indonesia didasari data yang tidak sama antara data milik pemerintah dan data dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Pemerintah berharap dengan adanya flow meter, data produksi migas bisa sama dan akurat.

Pemerintah pun menugaskan SKK Migas untuk melakukan lelang flow meter.Dari dokumen lelang proyek flow meter yang didapat Kontan.co.id, tertulis nilai harga perkiraan sendiri (HPS) mencapai sekitar Rp 59,54 miliar dengan anggaran dari APBN 2017.

Lelang tersebut pun diikuti oleh 68 perusahaan dan yang memasukkan dokumen penawaran sebanyak sembilan perusahaan. Dari pertimbangan teknis dan keekonomian, SKK Migas memutuskan pemenang lelang dari flow meter itu adalah PT Global Haditech yang berani menawarkan harga Rp 58,19 miliar atau hanya 97,72% dari nilai HPS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .