JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan 61% produksi gas nasional untuk kebutuhan domestik pada 2015. "Sejak 2013 volume gas untuk memenuhi kebutuhan domestik diupayakan lebih besar dibandingkan ekspor. Jika tahun ini sekitar 53% -- 54% , akan menjadi 61% pada 2015," kata Kepala Bagian Humas SKK Migas Rudianto Rimbono di Jakarta, Selasa (30/21). SKK Migas mencatat, berdasarkan data realisasi per 10 Desember 2014, sebesar 3.812 bbtud atau 54% produksi gas nasional diperuntukkan untuk kebutuhan domestik, naik dari tahun sebelumnya sebesar 3.774 bbtud. Rudianto menjelaskan, sejak 2013 ada peningkatan rata-rata 9% pasokan gas untuk domestik. Sebaliknya, pada periode yang sama jumlah besar ekspor gas terus menurun. "Seiring dengan tumbuhnya industri dalam negeri, kebutuhan gas terus meningkat. Maka hulu migas terus meningkatkan suplai untuk domestik sementara kontrak ekspor akan kita kurangi," katanya. Hingga saat ini, Rudianto mengatakan pihaknya masih punya kontrak kerja sama dengan sejumlah negara seperti Singapura, Korea dan Jepang dengan untuk jangka waktu bervariasi hingga 2020 dan 2030. "Makanya kita akan ekspor terus tapi akan kita kurangi. Pada 2015 nanti ditargetkan ekspor gas kita hanya 2.838 bbtud dari sekarang 3.227 bbtud," katanya. Kendati demikian, Rudianto mengharapkan pemerintah bisa menambah infrastruktur gas untuk mendukung peningkatan pasokan gas domestik. "Kami akan selalu siapkan gasnya. Tinggal jaringan pipa dan FSRU (Floating Storage & Regasification Unit). Butuh bantuan dari hulu dan hilir. Karena kalau tidak ya percuma," ujarnya. Pemanfaatan gas bumi Indonesia sepanjang 2014 mencakup sejumlah sektor seperti industri dan CO2 (19,2%), kelistrikan (14%), pupuk (8,7%), lifting minyak (4,5%), LPG dan LNG domestik (6,9%) dan sisanya untuk ekspor. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
SKK Migas: Gas untuk domestik dinaikkan jadi 61%
JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan 61% produksi gas nasional untuk kebutuhan domestik pada 2015. "Sejak 2013 volume gas untuk memenuhi kebutuhan domestik diupayakan lebih besar dibandingkan ekspor. Jika tahun ini sekitar 53% -- 54% , akan menjadi 61% pada 2015," kata Kepala Bagian Humas SKK Migas Rudianto Rimbono di Jakarta, Selasa (30/21). SKK Migas mencatat, berdasarkan data realisasi per 10 Desember 2014, sebesar 3.812 bbtud atau 54% produksi gas nasional diperuntukkan untuk kebutuhan domestik, naik dari tahun sebelumnya sebesar 3.774 bbtud. Rudianto menjelaskan, sejak 2013 ada peningkatan rata-rata 9% pasokan gas untuk domestik. Sebaliknya, pada periode yang sama jumlah besar ekspor gas terus menurun. "Seiring dengan tumbuhnya industri dalam negeri, kebutuhan gas terus meningkat. Maka hulu migas terus meningkatkan suplai untuk domestik sementara kontrak ekspor akan kita kurangi," katanya. Hingga saat ini, Rudianto mengatakan pihaknya masih punya kontrak kerja sama dengan sejumlah negara seperti Singapura, Korea dan Jepang dengan untuk jangka waktu bervariasi hingga 2020 dan 2030. "Makanya kita akan ekspor terus tapi akan kita kurangi. Pada 2015 nanti ditargetkan ekspor gas kita hanya 2.838 bbtud dari sekarang 3.227 bbtud," katanya. Kendati demikian, Rudianto mengharapkan pemerintah bisa menambah infrastruktur gas untuk mendukung peningkatan pasokan gas domestik. "Kami akan selalu siapkan gasnya. Tinggal jaringan pipa dan FSRU (Floating Storage & Regasification Unit). Butuh bantuan dari hulu dan hilir. Karena kalau tidak ya percuma," ujarnya. Pemanfaatan gas bumi Indonesia sepanjang 2014 mencakup sejumlah sektor seperti industri dan CO2 (19,2%), kelistrikan (14%), pupuk (8,7%), lifting minyak (4,5%), LPG dan LNG domestik (6,9%) dan sisanya untuk ekspor. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News