SKK Migas: Investasi hulu migas hingga akhir tahun US$ 11,2 miliar



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut investasi di industri hulu migas dalam rencana program dan anggaran (WP&B) hingga akhir tahun 2018 diperkirakan sebesar US$11,2 miliar dengan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$ 69,8 per barel.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan, nilai investasi itu meningkat dari realisasi tahun 2017 sebesar US$ 10,2 miliar karena beberapa proyek yang sudah mulai membangun fasilitas produksi.

Peningkatan investasi di industri hulu migas sangat dipengaruhi besarnya cadangan yang bisa diproduksikan, oleh sebab itu diperlukan penemuan cadangan raksasa (giant discovery) baru untuk dapat meningkatkan investasi sekaligus menjaga kelangsungan industri hulu migas. 


Dalam menyiasati kebutuhan investasi eksplorasi yang berkelanjutan, pemerintah menetapkan Komitmen Kerja Pasti yang harus dikeluarkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk kegiatan eksplorasi yang apabila tidak harus tetap disetorkan kepada pemerintah. Nilai kumulatif komitmen yang ditetapkan dari tahun 2019 hingga 2026 sebesar US$ 1,3 miliar.    “Ada dua hal  yang menjadi parameter utama sebuah perusahaan akan berinvestasi di proyek hulu migas, pertama adalah persentase internal rate of return (IRR) yang baik dan certainty kelangsungan proyek,” ucap Amien, dalam rilisnya Kamis (8/11).

Kata Amien, SKK Migas juga berusaha menekan angka biaya operasi yang dikembalikan (cost recovery). Dari angka yang dipatok lebih rendah dari tahun 2017 yaitu sebesar US$ 10,1 miliar, per 31 Oktober 2018, biaya cost recovery berada diangka US$ 9,7 miliar atau 97 %. 

Sementara itu, per 31 Oktober 2018, rata-rata lifting minyak bumi sebesar 776.000 barel per hari (bph). Angka ini sekitar 97% dari target dalam APBN 2018 yang sebesar 800.000 bph. Untuk gas bumi, liftingnya sebesar 1.143 setara barel minyak per hari (bph) atau sekitar 95% dari target yang sebesar 1.200 boepd.

“Menurunnya angka lifting migas tidak dapat serta merta menurunkan angka cost recovery karena lapangan-lapangan di Indonesia yang sudah mature membutuhkan biaya yang cukup besar," tungkas Amien dalam kunjungan fasilitas dan sarasehan media 2018 di Petrotekno, tempat pelatihan magang teknisi Kilang LNG Tangguh.

Untuk memenuhi komitmen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), KKKS BP Indonesia harus memenuhi target 85% pekerja Papua yang bekerja di Kilang LNG Tangguh. Komitmen Amdal yang harus dipenuhi KKKS di bawah pengawasan SKK Migas demi mengurangi kendala sosial yang mungkin muncul di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini