SKK Migas: Kami kerja maraton menyelesaikan POD Revisi I Masela



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah berusaha merampungkan penyelesaian Plan of Development (POD) Revisi I proyek Blok Masela. Sampai saat ini, SKK Migas masih melakukan kajian terkait POD revisi I Blok Masela yang telah diajukan Inpex Corporation dan Shell Indonesia.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya terus berusaha mempercepat proses tersebut. Tapi dia tidak bisa menjanjikan target rampungnya pembahasan POD Revisi I Blok Masela. "Mudah-mudahan secepatnya. Kami lagi marathon ini, ya mudah-mudahan secepat mungkin,"kata Dwi digedung DPR, Jakarta, pada Selasa (19/3).

Dalam keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengubah skema pembangunan kilang dari offshore menjadi onshore sudah sejak tiga tahun lalu. Namun hingga saat ini, POD Revisi I Blok Masela belum juga disetujui. Meski begitu Dwi mengelak dengan menyebut ia baru menjabat di SKK Migas tiga bulan lalu.


Ia menjelaskan, dalam pembahasan POD Revisi I Blok Masela memang terjadi beberapa hambatan, diantaranya perdebatan terkait masalah keekonomian.  "Ya makanya macam-macam alasannya, di investasinya, besarnya investasi, insentif yang dibutuhkan supaya dapatkan IRR yang ekonomis,"ungkap Dwi.

Lebih lanjut, Dwi mengatakan, SKK Migas sangat memahami keinginan investor untuk membuat proyek Blok Masela ekonomis. Namun di sisi lain, SKK Migas juga harus mengutamakan kepentingan negara.

"Kalau namanya investor kan hitung-hitungan keekonomian, bagaimana kalau investor mengharapkan keekonomiannya bagus gitu kan ya, terjamin keekonomiannya dengan baik. Kami kan tentu berpikir bagaimana kepentingan negara bisa semaksimal mungkin,"imbuh Dwi.

Biarpun begitu, Dwi membantah pemerintah akan memangkas anggaran untuk proyek Blok Masela.

Dari berita Kontan.co.id sebelumnya, Inpex disebut mengajukan nilai belanja modal Blok Masela sebesar US$ 19,22 miliar. Namun dari data SKK Migas, proyek Blok Masela dipatok sebesar US$ 16 miiliar.

"Bukan pemangkasan ya. Diskusi desainnya seperti apa, sehingga costnya seperti apa. Kami cek semua, berat alat, satuan, dan sebagainya kami cek,"kata Dwi.

Dwi pun belum mau menyebut angka untuk investasi di Blok Masela. Menurutnya, diskusi soal angka investasi belum selesai. "Nanti kalau sudah selesai ya, kalau belum selesai kan bisa susah kami diskusinya,"pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli