KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyelenggarakan kegiatan 2nd CEO Forum 2021, yakni mengumpulkan pimpinan KKKS dalam upaya menyelaraskan strategi dan program kerja hulu migas jangka pendek menghadapi target lifting 2022 dan jangka panjang 1 juta BOPD (barel minyak per hari) dan 12 BSCFD (miliar kaki kubik per hari) pada tahun 2030. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, serupa dengan tahun lalu, kegiatan ini merupakan salah satu upaya SKK Migas untuk berdiskusi dengan para pimpinan KKKS agar memperoleh komitmen bersama untuk mencapai target tahun 2022 yaitu 703 ribu BOPD dan 5,800 MMSCFD yang ditetapkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022. "Serta menyelaraskannya dengan visi jangka panjang industri hulu migas tahun 2030. Pelaksanaan kegiatan ini sekaligus juga digunakan untuk menandai pembukaan pembahasan WP&B (Work, Program, & Budget) 2022," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (27/9).
Dwi kemudian menyampaikan, dalam 2nd CEO Forum 2021, para pimpinan KKKS menyampaikan masukan atau dukungan yang diperlukan untuk merealisasi kegiatan-kegiatan di tahun 2022 baik untuk mencapai target jangka pendek maupun jangka panjang, misalnya pengadaan, perizinan, atau usulan insentif untuk menaikkan keekonomian pengembangan lapangan. “Pada saat diskusi, sebagian besar KKKS mengapresiasi transformasi SKK Migas dalam hal mempercepat proses bisnis. Namun selain percepatan proses, masih ada kendala lain yang dihadapi KKKS di lapangan. Baca Juga: Potensi melimpah, pemanfaatan gas bumi di Indonesia masih terganjal infrastruktur Berdasarkan survei yang dilakukan, KKKS mengatakan kendala masalah pertanahan dan perizinan adalah penyebab utama kegagalan operasi. Hal ini tentunya perlu ditangani segera. Dwi bilang, koordinasi antara SKK Migas, KKKS dengan pemangku kepentingan terkait harus dilakukan mulai akhir tahun 2021, sehingga ada kepastian kegiatan dapat dilakukan pada tahun 2022.