SKK Migas: Lifting migas semester I-2020 di bawah target APBN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Skk Migas) memastikan realisasi produksi siap jual (lifting) migas di Semester I 2020 masih di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Merujuk paparan SKK Migas, produksi migas mencapai 1,94 juta barrel oil equivalent per day (boepd) dengan rincian produksi minyak sebesar 720,2 ribu barel oil per day (bopd) dan produksi gas sebesar 6,83 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).

Sementara itu, per Semester I 2020 realisasi lifting migas mencapai 1,71 juta boepd. Capaian ini setara 89,3% target APBN yang sebesar 1,94 juta boepd dan 99,3% dari target Work, Plan & Budget (WP&B) yang sebesar 1,73 juta boepd.


Baca Juga: ExxonMobil Indonesia siap kordinasi dengan SKK Migas opsi peningkatan produksi

Adapun, dari total tersebut, lifting minyak sebesar 713 ribu bopd. Adapun, realisasi lifting minyak tersebut baru mencapai 94,5% dari target APBN sebesar 755 ribu bopd. Namun jika merujuk target WP&B maka realisasi lifting minyak mencapai 101,1% dimana target WP&B dipatok sebesar 705,7 ribu bph. 

Sementara itu, lifting gas pada semester I 2020 sebesar 5.605 juta mmscfd atau 84% dari target APBN sebesar 6.670 mmscfd dan 97,6% dari target WP&B sebesar 5.745 mmscfd. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bilang di tengah kondisi dampak pandemi covid-19 sejatinya capaian ini menunjukkan kemampuan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mempertahankan kinerja. "Aspek produksi dan lifting, di tengah pandemi yg kita hadapi, produksi dan lifting masih bertahan cukup bagus, bisa minimalisir decline-nya," terang Dwi dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/7).

Ia melanjutkan tekanan juga dialami sektor gas yang tidak hanya mengalami gangguan akibat Covid-19 namun juga rendahnya serapan. Deputi keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko menjelaskan serapan kargo pada 2019 lalu di periode yang sama mencapai 120 kargo.  "Di semester pertama tahun ini realisasi kargo mencapai 104,8 kargo atau selisih 15 kargo dari capaian 2019," terang Arief.

Baca Juga: Produksi lapangan Banyu Urip bakal dipacu ke 235.000 bph

Ia menjelaskan, akibat pandemi covid-19 terjadi perubahan komitmen pada sales purchase agreement khususnya oleh PLN. Sedianya PLN berkomitmen untuk 34 kargo namun terjadi perubahan dimana serapan hanya mencapai 20 kargo.

Sementara itu, sisa 14 kargo yang tak terserap nantinya 10 kargo direncanakan di jual ke pasar spot sementara 4 kargo lainnya masuk dalam kargo yang besar kemungkinan akan diserap kembali oleh PLN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .