SKK Migas Memproyeksikan Penurunan Produksi Minyak, Ini Sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan penurunan produksi minyak pada tahun ini.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan, produksi minyak sampai tutup tahun diperkirakan mencapai 633 ribu barel oil per day (bopd). Adapun untuk gas diperkirakan mencapai 5.380 MMSCFD.

"Itu tentu di bawah angka WP&B, angka teknis. Harusnya minyak di 650-an ribu bopd," ungkap Julius dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Semester I 2022, Jumat (15/7).


Baca Juga: Sektor Hulu Migas Andalkan Lima Strategi untuk Mendongkrak Produksi

Julius melanjutkan, prognosa atau outlook ini pun juga masih di bawah target yang ditetapkan dalam APBN tahun 2022. Untuk tahun ini, produksi minyak dalam APBN ditetapkan sebesar 703 ribu BOPD dan gas sebesar 5.800 MMSCFD. Adapun, lifting migas tahun ini ditetapkan sebesar 1.739 juta BOEPD.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, mundurnya sejumlah proyek menjadi salah satu penyebab penurunan target untuk tahun ini.

Secara khusus, hingga semester I 2022 ini produksi minyak mencapai 616,6 ribu BOPD atau setara 88% dari target APBN sebesar 703 ribu BOPD. Sementara itu, salur gas mencapai 5.326 MMSCFD atau setara 92% dari target APBN sebesar 5.800 MMSCFD.

Baca Juga: SKK Migas Dorong KKKS Pacu Produksi dan Lifting Migas di Tengah Lonjakan Harga

Sementara itu, total lifting untuk tahun ini mencapai 1,57 juta BOEPD atau 90% dari target APBN sebesar 1,739 juta BOEPD.

"Ada beberapa hal besar yang mempengaruhi target yakni mundurnya proyek-proyek besar, contohnya Jambaran Tiung Biru, kemudian satu lagi Tangguh train III," kata Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .