SKK Migas menargetkan pengeboran 200 sumur bor di Blok Rokan pada tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Tugas Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan pengeboran 200 sumur bor di Blok Rokan pada 2021 mendatang.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bilang pengeboran sumur tersebut diperlukan demi menjaga lifting di tahun depan. "Rokan ditargetkan pengeboran 200 sumur di 2021," ujar Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Kamis (18/6).

Baca Juga: Realisasi lifting migas anjlok, SKK Migas pasang target realistis untuk tahun depan


Ia pun menegaskan saat ini pihaknya masih mengupayakan kepastian investasi PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan Pertamina di masa alih kelola. Hal ini dinilai perlu dilakukan demi mencegah penurunan produksi saat Pertamina masuk sebagai pengelola di Agustus tahun depan.

Asal tahu saja, SKK Migas menargetkan lifting migas sebesar 1.712.000 Barel Oil Equivalent per Day (BOEPD). Jumlah tersebut terdiri dari minyak bumi sebesar 705 BOEPD dan gas sebanyak 1.007.000 BOEPD.

Sebelumnya, PT Pertamina mengungkapkan bakal mengebor 44 sumur pasca alih kelola Blok Rokan pada Agustus 2021 mendatang. VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, lewat jumlah tersebut dan penambahan pengeboran secara bertahap, Pertamina bakal berkontribusi sekitar 60% untuk produksi migas nasional di 2021. 

"Pertamina menyadari kondisi objektif WK Rokan yang sudah mature sehingga berkomitmen untuk menahan laju penurunan produksinya," ungkap Fajriyah kepada Kontan.co.id, Rabu (10/6).

Baca Juga: Nasib Blok Rokan akan ditentukan awal Agustus 2020

Demi mendukung target pengeboran, saat ini Pertamina tengah melakukan sejumlah persiapan seperti pengadaan logistik, rig dan crew untuk memastikan PHR dapat langsung melakukan pengeboran segera setelah proses alih kelola selesai pada Agustus 2021.

Fajriyah melanjutkan, tak hanya pengeboran sumur baru. Pertamina juga bakal melakukan optimasi pengembangan lapangan-lapangan produksi, antara lain melalui kegiatan Primary, Secondary (waterflood), maupun Tertiary Recovery (steam flood dan chemical enhanced oil recovery alias EOR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .