JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyayangkan 11 kargo Liquefied Natural Gas (LNG) asal Kilang Bontang, Kalimantan Timur tidak laku di pasar domestik. Kesebelas kargo gas itu semula dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Nusantara Regas, operator Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Jawa Barat. Pelaksana Tugas (Plt) SKK Migas, Johanes Widjonarko mengaku, sudah menawarkan 11 kargo LNG ke pasar domestik. Namun tawaran itu tidak bersambut. "Semua yang ditawarkan beralasan kapasitasnya sudah penuh," ujar Johanes di Kantor Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jumat (03/9). Dia menyatakan, LNG yang gagal terjual itu merupakan hasil produksi periode September- November 2014. SKK Migas telah menunjuk PT Pertamina untuk menawarkan 11 kargo LNG ke pasar internasional. Kini, baru 3 kargo yang terjual. Ketiganya dibeli Tokyo Gas. "Sekarang masih tersisa delapan kargo. Ini harus segera dipasarkan. Tidak bisa disimpan demi alasan keamanan," tutur dia. Dia bilang, LNG yang disimpan lama bisa membahayakan kegiatan operasi minyak dan gas, karena kargo LNG itu memiliki risiko meledak.
SKK Migas menunggu pembeli LNG Bontang
JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyayangkan 11 kargo Liquefied Natural Gas (LNG) asal Kilang Bontang, Kalimantan Timur tidak laku di pasar domestik. Kesebelas kargo gas itu semula dialokasikan untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Nusantara Regas, operator Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Jawa Barat. Pelaksana Tugas (Plt) SKK Migas, Johanes Widjonarko mengaku, sudah menawarkan 11 kargo LNG ke pasar domestik. Namun tawaran itu tidak bersambut. "Semua yang ditawarkan beralasan kapasitasnya sudah penuh," ujar Johanes di Kantor Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jumat (03/9). Dia menyatakan, LNG yang gagal terjual itu merupakan hasil produksi periode September- November 2014. SKK Migas telah menunjuk PT Pertamina untuk menawarkan 11 kargo LNG ke pasar internasional. Kini, baru 3 kargo yang terjual. Ketiganya dibeli Tokyo Gas. "Sekarang masih tersisa delapan kargo. Ini harus segera dipasarkan. Tidak bisa disimpan demi alasan keamanan," tutur dia. Dia bilang, LNG yang disimpan lama bisa membahayakan kegiatan operasi minyak dan gas, karena kargo LNG itu memiliki risiko meledak.